Jumat, 28 Januari 2011

Bukan dia











sudah,
senja sudah mulai merayuku
hentikan dulu
hati ini tetap untukmu

Cinta Mati











desiran angin selalu mengingatkan padanya
pada kelembutan hati di antara genitnya daun-daun
bergoyang, menarik perhatian sang angin
mengantarkan aroma khas yang selalu bisa
aku
hirup

sejuknya senja selalu membuatku nyaman
kibasan waktu tak pernah bisa hentikan hasrat
akannya, walau ruang membatasi
aku
tak akan pernah mati

Jumat, 21 Januari 2011

Menghitung Pelangi












jiwaku terbelah, untuk kau tapaki
mengisi hari-hari menyusun butiran hujan
cantik. tak menepi
aku terpaku di ujung harap
menanti detak jam yang tak kunjung usai
jembatan pelangi menjadi saksi
kau tetap akan ku nanti
hingga jarum jam usai berdetak
karena bayangmu halangi geraknya
tersenyum di depanku
nanti

Rain











rain on my heart
didn't go away
stormy and slow
waited for your torn
will you come again?
or just flowed with the cloud
so dark, so fast
so cold makes me stress
and i'm gone with blessed

Kamis, 20 Januari 2011

Station Heart













now playing our love song
are you listening too?
it is my request
and i hope you like it

Radio 2












beep
and it's only beep
the electricity doesn't off
but my ears don't get the sound
where does your voice go?
does the pretty wind blow your line?
i don't know
and might be never know

Rabu, 19 Januari 2011

Begundal














Begundal, mencuri hatiku
padahal
sudah kutaruh
rapat-rapat
dalam beankas berlapis
dia merampasnya
di depan
mataku

Pencuri Hati










mengendap setiap malam, mengganggu kantuk
mencegahku pejamkan mata, aku...
sangat terpesona

senyum dan kharisma tak tertandingi
hingga aku melihat sendiri
ciuman hangat dan mesra tak pernah
bisa kurasakan darinya

Senin, 17 Januari 2011

Hanyalah










,keheningan malam
aku harapkan penuhi ruang
tanpa dengkur orang
yang lelap, tertidur
tanpa derik jangkrik berisik
agar suaramu lantang terdengar
hingga menyatu dalam aliran darah
mengendap tak tercerna
menatahkan kalimat
AKU SAYANG KAMU
di setiap hembusan nafas
dan tetesan liur
merajang

kosong










kau pujangga hati
penjaga sepi di bawah balutan
malam, bergelimang resah
terpuruk di antara kelebat
perih, menusuk
hiaskan butiran peluh
menetes, menyerap
remuk
lalu hilang tertiup sang bayu