Jumat, 30 September 2011

no comment

no comment
but i just wanna say
comment allez-vous?

Ces filles vous attendent
sebab hanya kamu

dormez bien
beau rĂªve
J'ai toujours vous ratez

Beranjak
















“Kopimu dingin, Pal!”
“Eh? Hm….iya, Pin. Sengaja!”
“Sudah berapa lama kau membiarkan kopimu dingin?”
Opal terdiam mendengar pertanyaanku. Aku sangat tahu kebiasaannya. Opal tak pernah membiarkan kopinya dingin. Dia selalu menghabiskan kopinya sebelum menjadi dingin, “Gak enak minum kopi dingin!” Begitu katanya suatu hari.
“Kenapa matahari selalu terbenam, Pin?” tanyanya mengalihkan pembicaraan.
“Kecapean kali.” jawabku ngasal.
“Begitu, ya?” seolah ragu dengan jawabanku, Opal penuh dengan pertanyaan,”Tapi dia terbit lagi, Pin!”
“Kan kerja shift-shiftan sama bulan.”
“Tau artinya?”
“Nggak! Lo tau?”
“Artinya matahari selalu berubah. Kalau matahari saja berubah, kenapa aku tidak!” Oh…rupanya Opal mulai menjelaskan alasan membiarkan kopinya dingin.
“Semua makhluk hidup berubah, Pal!”
“Ya, aku tau! Tapi perubahan matahari tidak kentara. Dia seolah tetap. Kita yang berubah. Walau demikian tak ada yang mau beranjak meninggalkan lintasannya menjauhi matahari.” Opal serius menjelaskan, “Aku juga begitu, hanya membiarkan kopiku dingin tapi rasanya tetap aku nikmati. Persis sama dengan perasaan hatiku, tak bisa beranjak meninggalkan hatinya!”

30.09.2011

Ilmu pasti

Apa yang kita rasakan dalam hati tak bisa dipungkiri walau tak seorang pun dapat mengerti, tapi tanyakan lagi pada diri sendiri, apa benar ini yang dicari?

Terkadang yang terbaik untuk kita belum tentu kita sukai, dan yang kita sukai belum tentu yang terbaik untuk kita. Tapi percayalah, Allah Mahatahu. Dia tahu yang terbaik untuk kita. Peribahasa rumput tetangga selalu terlihat lebih indah dari rumput kita memang sebaiknya kita ganti persepsi. Mari kita lihat tiap persoalan dari sudut pandang yang berbeda. Jujur, saya suka iklan L.A Light. Rumput kita memang lebih asik dari rumput tetangga.

Apa yang orang lain punya belum tentu bagus buat kita. Malah seharusnya kita bersyukur dengan apa yang kita miliki sekarang, suka ataupun tidak. Apa yang kita miliki seharusnya dirawat dan dijaga karena itu merupakan suatu amanat. Sadarlah bahwa kita tidak memiliki apa-apa. Jangan lantas berkata kalau kita tidak bahagia dengan segala yang kita miliki sekarang. Kalau memang demikian, buat sesuatu itu jadi kebahagiaan buat kita dengan cara yang kita inginkan agar hasilnya sesuai harapan.

Jangan pernah lupa ilmu pasti yang hasilnya tak ada toleransi, selalu mutlak tak bisa diganggu gugat. Persis dengan takdir dan jalan hidup kita. Setiap aksi selalu menimbulkan reaksi. Hasilnya bergantung pada keputusan kita sendiri. Dan ingat pula, Allah selalu mengawasi.


25.09.2011

Jumat, 23 September 2011

Kado ulang tahun mama



Pagi ini mendung. Hmm…jangan hujan. Hari ini aku akan begitu sibuk. Harus berada di 5 tempat berbeda. Berkat doa mama hari ini aku mengajar murid baru yang kedua bulan ini. Terima kasih Mama ada tambahan uang untuk jatah mama tiap bulannya atau sekedar memberi kado tepat di hari ulang tahun mama nanti.

Aku selalu ingin membahagiakan mama. Sekedar memberi hadiah kecil aku lakukan tidak hanya pada saat mama ulang tahun, tetapi kapanpun kalau aku punya uang lebih. Selama ini aku bisa memberi hadiah yang mama mau pada hari ulang tahunnya. Beliau satu-satunya orang tua yang aku miliki saat ini.

Dan pagi ini aktifitas padatku dimulai. Malas karena udara begitu dingin membuatku ingin terus berada di balik selimut. Tapi tentunya itu tidak aku lakukan, sepeda merahku siap mengantarkan ke tempat pertama aku mengawali aktifitas sebagai guru privat. Tugas pertama selesai. Aku mengisikan tanggal pada progress murid pertamaku, 23 September 2011. Awalnya biasa saja. Tetapi ada sesuatu yang aneh yang terus menggaggu pikiranku.

Tugas kedua selesai. Kembali aku menuliskan tanggal 23 September 2011. Tiba-tiba aku ingat mama. Ya Allah…hari ini aku melewatkan ulang tahun mama, padahal jadwal kerjaku sampai jam 7 malam ini. Biasanya mama sudah terlelap begitu aku tiba di rumah. Semoga kali ini beliau mau menunggu.

Begitu aku sampai di rumah, benar. Mama sudah terlelap. Tapi aku masih sempat menciumnya dan mengucapkan “Selamat ulang tahun mama, kali ini hanya aku dan cinta yang aku punya untuk mama yang jadi kado ulang tahunmu saat ini!”

Mama tersenyum dan memeluk kado ulang tahunnya, itu aku.

23 September 2011

kangen itu...

Sulit menjelaskannya ketika emak kembali bertanya, “Mengapa hubungan kalian bisa putus?”
Nah itu, Mak. Aku sendiri tak tahu pasti. Kalau saja aku bisa duduk berhadapan dengannya, aku pun akan menanyakan hal yang sama seperti yang emak tanyakan barusan.

Beberapa kali aku minta bertemu, mengajaknya berbicara, memastikan bahwa kami baik-baik saja…semua ditolaknya. Sepertinya yang telah aku lakukan memang tidak termaafkan. Aku tak tahu apa dia benar-benar membenciku atau egonya yang terlalu tinggi yang menjadi tembok penghalang hubungan kami. Lagi-lagi aku tak tahu pasti.

Emak kangen, aku juga. Tapi apa dia juga merasakan hal yang sama? Apa dia juga kangen sama aku, Mak? Aku hanya berharap rasa kangennya padaku memuncak hingga ubun-ubun agar egonya sedikit mengelupas lalu kian menipis. Kalau sudah demikian mungkin saja rasa kangen yang kita rasakan terhapuskan.

Tak ada yang tak mungkin di dunia ini kan, Mak? Apapun bisa saja terjadi atas ijinNYA selama kita mau berusaha. Usaha aku keras, Mak. Entah usahanya. Tapi aku yakin kalau aku dan dia akan baik-baik saja karena aku masih menyayanginya.

Tanpa Deadline

Tak terasa apa yang selama ini saya lakukan sudah berjalan selama 12 tahun. Pekerjaan yang tidak ada tenggat waktunya. Untuk saya, entah untuk orang lain. Pekerjaan yang menurut orang yang pernah saya kenal bukan karir saya. Pekerjaan yang dulu saya lakukan hanya untuk mengisi kekosongan waktu dan mencari tambahan uang saku selama mengerjakan skripsi. Pekerjaan yang sangat mudah dan seperti tak ada pengaruh sama sekali. Pekerjaan yang tidak pantas disebut sebagai pekerjaan. Pekerjaan yang tidak pernah saya harapkan: guru les privat.

Selama ini saya menjalankannya dengan santai. Pada awalnya hanya membantu seorang anak SD yang kesulitan memahami materi pelajaran. Tak ada persiapan khusus. Tak ada alat peraga. Tak ada soal-soal untuk latihan. Tak diburu tenggat waktu. Hanya mengobrol dan mencari tahu alasan mengapa anak itu sulit memahami materi pelajaran. Yang ada hanya bagaimana menemukan solusi untuk itu dan mencari cara termudah agar anak itu bisa cepat paham dengan apa yang dia hadapi.

Langkah pertama berhasil. Honor pertama cukup untuk membeli segulung kertas kalkir yang saya butuhkan untuk menyelesaikan gambar tugas akhir. Berikutnya membantu seorang anak lagi yang kewalahan karena terlalu banyak materi yang harus dibaca dan dihapalkan. Dia tidak dapat membagi waktu dengan tepat. Memberi tahu dia cara cepat untuk menyelesaikan soal, memberi tahu dia bagaimana cara merangkum materi dari buku paket agar tidak terlalu banyak yang harus dibaca dengan tak ada materi penting yang terlewat. Kembali berhasil, bahkan anak itu berhasil masuk ranking 10 besar. Sesuatu yang tidak pernah kami pikirkan sebelumnya. Bonus mengalir.

Disela menunggu lamaran pekerjaan yang selama ini saya harapkan, menjadi guru les privat tetap saya jalankan. Lamaran diterima. Orang tua tak mengijinkan. Setahun saya fakum mengajar. Sakit selama 4 bulan dan harus rawat inap. Menganggur selama masa pemulihan. Tak terbiasa diam, saya bantu anak-anak TK tetangga untuk dapat membaca, tanpa bayaran. Santai. Mencoba melamar ke sana kemari. Tak ada penggilan sama sekali. Mencoba menjadi pengajar honorer di SMK, 3 bulan. Mengajar di SD depan rumah. Juga tak lama, hanya 3 bulan.

Jiwa bebas saya tak menerima aturan. Kembali menjadi pengajar privat. Beberapa kali hasilnya memuaskan dan lebih dari apa yang kami harapkan. Semua saya lakukan dengan santai, tanpa tenggat waktu.

18.09.2011

Dengan Deadline

Kalau selama 12 tahun saya bekerja tanpa deadline, memasuki tahun ini saya mulai berkenalan dengan yang namanya deadline. Mungkin ini bagus buat saya yang “terlalu” santai dalam bekerja. Walau kenyataannya sulit mencari waktu luang sekedar posting tulisan diblog atau lagi-lagi membatalkan janji bertemu teman untuk bersenang-senang.

Memasuki awal tahun ini, seorang teman menawari saya proyek membuat storyboard. Tanpa banyak pikir saya terima proyek ini yang katanya harus selesai dalam waktu 7 hari. Waktu itu dengan pekerjaan saya yang santai saya mengira dapat menyelesaikannya kurang dari tenggat waktu. Tapi kenyataan berkata lain. Macca (Dell tua saya) ngadat. Mungkin dia terlalu lama bekerja. Terlalu bosan menemani saya yang lagi-lagi menggelitik keyboard tuanya yang sudah tidak mudah untuk ditekan. Atau mungkin dia minta di up grade. Entahlah, yang pasti situasi ini membuat saya kacau.

Tidak itu saja, Macca yang masih menggunakan Pentium 3 dengan windows 2003, sedangkan data yang ada dalam flash disk saya sudah menggunakan windows terbaru. Macca kesulitan membaca data. Waktu bergerak maju. Akhirnya saya harus begadang menyelesaikan proyek ini dengan segala keterbatasan padahal saya tidak pernah menunda waktu tidur. Jam malam saya hanya sampai pukul 21.00. Kali ini pengecualian.

Bayaran dari proyek ini sangat besar, selain dari segi finansial, saya juga dapat merasakan bagaimana dikejar deadline seperti yang dikeluhkan banyak pekerja kantoran. Ternyata bekerja dengan tenggat waktu menimbulkan tingkat stress yang lebih tinggi, membutuhkan tanggung jawab dan kepercayaan luar biasa. Terima kasih teman, proyek ini memberi pelajaran yang sangat berarti untuk saya.

18.09.2011

Selasa, 20 September 2011

lirik kesepian

angin bersiul nyanyikan sajak
bimbang
hening menyeruak selaraskan nada
kidung rindu tercipta sedikit sumbang
ribuan kata tersumbat
lirik kesepian

cinta mati

sorot matamu tikam
jantungku
buat aku
tak bisa hidup

Apa arti ibu di matamu?



Di saat menjadi seorang ibu seorang perempuan otomatis menandatangani kontrak permanent pekerjaan seumur hidup tanpa kenal waktu, rela lembur kapan pun diperlukan, pekerjaan yang tak ada habisnya, tanpa kenaikan gaji, bahkan sama sekali tak digaji.

Di saat menjadi seorang ibu seorang perempuan sepertinya otomatis mengenakan ikat kepala bertuliskan perempuan luar biasa yang siap menjaga buah hatinya dari apapun, dalam situasi apapun, dalam keadaan apapun.

Kasih yang ibu berikan cuma-cuma, tak menunggu balasan. Sayang yang ibu berikan tak berbatas, tak pernah ada penghalang untuk ia berikan pada anaknya. Hanya biasanya kita tak pernah menyadari kalau kita telah melukai ketulusan kasih sayang ibu dengan memerintah seenaknya, meminta sesuatu seperti penguasa, bila tak diberi cacian yang keluar untuk perempuan maha hebat ini. Astaghfirullah…

Ibu buat saya adalah seorang yang luar biasa. Walau bukan dokter, tetapi peluknya menyembuhkan sakit yang aku derita. Meski bukan orang yang serba tahu, tetapi beliau mengajari saya banyak hal. Ibu adalah satu-satunya orang yang tak pernah membuat saya celaka.

Ibu saya adalah perempuan kuat yang jadi inspirator dan motivator saya. Sosok bijaksana yang pandai menyenangkan perut saya. Perempuan yang paling saya kagumi di dunia.

IBU adalah perempuan hebat, sarat dengan cinta tanpa syarat, penuh kasih tak berkarat, walau harus memikul beban yang berat.

17.09.2011

Kesadaran

Kesadaran jadi satu-satunya hal yang tak saya harapkan hilang dari diri saya. Ketika orang lain berkata takut kehilangan keimanan, takut kehilangan orang-orang yang dicintai, bahkan takut kehilangan keperawanan, saya hanya takut kehilangan kesadaran.

Sadar bahwa saya hidup untuk masa depan, membuka mata saya untuk terus bertahan dan berjuang menjadi lebih baik. Sadar bahwa kita bisa kehilangan semuanya menjadi pelajaran buat saya untuk tidak mengumbar hawa napsu. Sadar bahwa manusia itu makhluk yang terbatas membuat imajinasi saya bebas berkelana walau saya juga sadar ada aturan -baik tertulis maupun tidak- yang harus saya patuhi.

Saya juga sadar, kehilangan keimanan berarti tidak punya pegangan. Sebagai muslim saya sangat percaya pada keyakinan yang saya anut dan saya ajarkan selama ini pada teman-teman kecil saya. Kehilangan orang-orang yang saya cintai mungkin sudah nasib kalau tidak dibilang takdir. Semua saya serahkan pada Allah walau pada awalnya terasa sangat berat. Mungkin saja itu yang terbaik yang harus saya hadapi. Kehilangan kesadaran akan menjadi kehancuran buat saya.

Ketika saya harus kehilangan kesadaran, saya tak akan bisa menikmati cinta dan perhatian orang lain. Bahkan saya tak akan menyadari rahmat dan nikmat yang Allah beri. Ketika saya harus kehilangan kesadaran, maka saya bisa kehilangan semuanya.

Ketika saya menulis ini, saya memang telah kehilangan banyak hal. Rasanya sakit, menyesakkan, dan membuat saya sangat tertekan. Semangat untuk melanjutkan hidup sama sekali tak ada. Tapi kesadaran saya meyakinkan bahwa ada Allah yang mengatur semuanya. Ternyata tanpa kesadaran iman saya tak ada artinya. Tanpa iman kesadaran saya akan terombang-ambing.

Saat ini saya takut kehilangan kesadaran bahwa hidup hanya satu kali dan saya akan kembali pada Illahi suatu saat nanti.

17.09.2011

Sabtu, 17 September 2011

Semoga

Adakalanya momen indah berakhir bahkan sebelum dimulai. Semoga itu tidak terjadi pada kita. Semoga? Hahaha…sungguh ironis, karena memang sudah terjadi. Aku merasakan momen indah bersamamu hanya dalam mimpi, sebelum segalanya dimulai kau malah pergi.

“Semoga” hanyalah kata pengharapan. Hanya harapan yang aku punya untuk dapat bertahan dan mendapatkanmu. Mendapatkan semua yang aku mau walau untuk mendapatkanya butuh pengorbanan. Mungkin apapun dapat aku korbankan, termasuk kebebasanku. Bahkan harga diri.

“Semoga” jadi kata satu-satunya yang bisa aku ucapkan dengan bermacam-macam kata yang mengikutinya. Merayu Tuhan agar keinginanku terkabul. Dan beribu kata “semoga” menjadi sangat familiar bagiku. “Semoga Tuhan tidak marah”, “Semoga kelakuanku tidak membuat Tuhan jengkel”, “Semoga Tuhan masih menyisihkan rasa ibaNYA melihat penderitaanku”. Tapi aku yakin suara hatiku akan berkata lain. Mengharapkan sesuatu yang hanya aku dan Tuhan saja yang tahu. Sebab memang hanya harapan yang aku punya.

Aku berharap momen indah itu akan aku miliki sebelum segalanya berakhir, bahkan hanya kebahagiaan yang akan mengakhiri.

Semoga…

Menghalau galau

Sekarang ini kata galau sudah sangat sering saya dengar. Sepertinya galau kini menjadi sebuah trend. Kalau nggak galau, nggak gaol. Menurut arti kata galau sebuah kata sifat yaitu kacau tidak keruan (pikiran).

Walau galau merupakan sumber inspirasi, tapi sebenarnya itu tak perlu terjadi. Bahkan ketika galau seorang begitu sangat produktif. Pada saat galau seseorang banyak menghasilkan karya-karya tak terduga. Memang inspirasi datang dari mana saja. Untuk berkreasi bisa dalam keadaan apapun, tak peduli orang tersebut moody atau tidak. Tidak melulu pada saat orang tersebut tengah galau.

Memang lebih baik kegalauan itu disalurkan pada hal yang positif. Daripada melakukan hal yang dapat mencelakakan diri sendiri atau orang lain, lebih baik orang bergerak menghalau galau dengan berproses kreatif. Mau itu bentuknya seni lukis, seni musik, sastra, bahkan olahraga, apapun itu yang penting bermanfaat untuk diri sendiri dan orang banyak (kalau bisa).

Galau terjadi karena seseorang merasa kesepian, merasa dikucilkan, merasa diremehkan, merasa tidak ada artinya, merasa beban yang dia pikul begitu berat, merasa tak ada yang mau mendukung. Padahal kenyataannya galau termasuk penyakit hati. Bukan hal klise kalau penyakit hati hanya akan sembuh jika ada motivasi dari dalam diri dan mendekatkan diri pada Ilahi. Atau cara lebih mudah lagi dengan menghibur diri.

Mark Twain bilang: cara terbaik untuk menghibur diri sendiri adalah dengan mencoba menghibur orang lain.
Mengapa tidak kita coba menghibur orang yang sedang galau, karena dengan demikian kita tahu kalau yang kita alami tidak lebih buruk dari orang lain. Bahkan mungkin kita lebih beruntung dari orang lain. Atau anggap kita adalah orang yang paling beruntung di dunia untuk menghalau galau.

15 September 2011

Jumat, 09 September 2011

Karena kita tak sama

Empat bulan berlalu tak ada lagi yang memanggilku el nino. Apa karena Fernando Torres sudah tak berkostum merah lagi? Apa karena Fernando Torres lebih suka di Chelsea walau performanya menurun? Meski aku sangat cinta Liverpool, aku tak begitu suka Torres, tapi mengapa tiba-tiba suka julukan yang diberikan pada Fernando Torres kau sebutkan padaku? Mengapa aku tiba-tiba suka panggilan sayangmu seperti itu?
Apa aku seperti gelombang panas? Atau memang seperti anak laki-laki kecil?

Tak penting seperti apa aku yang pasti el nino terjadi karena pemanasan di ekuator Samudra Pasifik dan pemanasan global juga menjadi salah satu unsurnya. Dan kini aku hanya kehilangan panggilan itu. Apa sekarang  el nino  tergeser la nina? Kau tak lagi menghubungiku. Kemana? Berbincang dengan Tuhanmu? Apa yang dibilang Marcell kalau "Tuhan memang satu, kita yang tak sama..." benar adanya.

Seandainya kita sama, kisah ini tak akan pernah terjadi. Kalau Tuhan tak hanya satu, kau tentu akan memohon pada Tuhanmu untuk bekerja sama dengan Tuhanku memudahkan urusan kita. Lalu apa salah satunya akan mengalah? Siapa yang akan meluluhkan hatimu, Tuhanmu atau Tuhanku? Siapa yang akan menyatukan kita? Kita yang tak sama akankah saling mengerti atau saling mengalah?

Kalau kita sama, tak akan pernah ada yang memanggilku el nino. Kalau kita sama tak pernah akan ada yang bertanya,"Sedang apa?"

Sayangnya karena kita tak sama maka kisah ini menjadi semakin rumit. Karena kita tak sama timbul banyak pertanyaan dan pertentangan. Karena kita tak sama maka sulit untuk mencapai kepastian. Bukan karena kita sama-sama egois dan tak mau mengalah, tapi karena kita memang tak sama.

Aku ingin kita sama, hanya tak mau mengubahmu. Kesamaan itu harus hadir dari hatimu bukan karena aku atau apapun yang berhubungan denganku. Seperti el nino yang meluruh dan habis karena waktu. Aku menghormatimu karena kita tak sama. Kita usai karena kita tak sama.

Ketika Emak Menunggu

Wajah emak berseri-seri, kebahagiaan sangat jelas terpancar. Sinar purnama pun kalah benderang. Alasannya adalah tadi pagi Pak RT menyampaikan surat dan membacakannya di depan emak. Maklum emak tak bisa membaca. Isi surat mengatakan kalau anak lelaki emak semata wayang akan pulang. Katanya paling lambat 2 hari sebelum lebaran. Itu yang bikin emak sangat bahagia.

Setelah 3 tahun meninggalkan emak tanpa kabar, kini Masripan yang katanya merantau ke Kalimantan akan pulang menemui emak. Setelah 3 tahun tanpa kabar, emak akan kembali memeluk buah hatinya. Mungkin saja Masripan akan membawa keluarganya. Membawakan emak cucu-cucu yang lucu meskipun dalam surat Masri tidak banyak bercerita.

Dua hari sebelum lebaran berarti 3 hari lagi dari sekarang. Emak sudah tidak sabar menunggu detik-detik mengharukan. Emak tidak peduli walau nanti Masri tidak membawa apa-apa. Emak tidak peduli lebaran tinggal menghitung hari. Momentum yang paling emak tunggu hanya kedatangan Masri.

##############################################################

Dua hari sebelum lebaran di sebuah terminal, seorang pemuda tampak kebingungan. Wajahnya terlihat sangat lelah. Kesedihan terpancar dari parasnya yang hitam legam. Seseorang coba mendekatinya, berusaha menenangkan pemuda itu dengan memberinya segelas air mineral. Tapi pemuda itu menolak, ketakutan malah semakin terpancar dari kedua matanya. Lama-lama kelakuannya meembuat orang lain penasaran. Dia mulai berteriak kalau dirinya baru saja dirampok.

Teriakan-teriakan pemuda itu membuat orang berkerumun. Menyadari keadaan itu, si pemuda semakin panik. Dia pikir orang-orang itu akan menyerangnya. Ada kemungkinan pemuda itu korban kejahatan bermodus hipnotis. Tapi siapa juga yang tahu karena pemuda itu terlihat seperti kurang waras.

Kepanikannya berakibat malapetaka. Menghindari kerumunan orang yang penasaran atas sikapnya, pemuda itu berlari liar tanpa memerhatikan lingkungan sekitar. Dia tidak menyadari sampai sebuah sedan berwarna silver yang berlari kencang membentur badannya. Tubuh legam terbalut jins lusuh dan kemeja merah marun itu terpental ke udara. Sempat terguling beberapa kali setelah kepalanya membentur pinggir trotoar. Trotoar itu basah dan memerah. Pemuda legam tak berkutik. Tak lama polisi datang karena sebelumnya polisi menerima laporan tentang pemuda panik yang tampak tak waras. Dari hasil penelitian, polisi tidak menemukan kartu identitas atau apapun yang dapat mengenali pemuda yang kini tinggal tubuh kakunya. Entah siapa namanya, dan darimana asalnya.

##########################################################

Tanga kiri emak terluka. Sabit yang digunakan untuk menyabit rumput mengenai tangannya. Aaah...rasa sakit ini akan segera sembuh dengan kedatangan Masripan. Toh selama ini emak sering terluka. Hanya luka kecil yang tak akan membuat emak mati. Kalau emak mati, bagaimana bisa bertemu Masripan.

Hari sudah mulai gelap, tapi Masri belum juga tampak. Apa dia tak jadi pulang? Tapi emak sangat yakin dengan apa yang dia dengar ketika Pak RT membacakan suratnya, "paling lambat Masri pulang 2 hari sebelum lebaran". Atau ada keterlambatan jadwal keberangkatan kapal yang membawa Masri ke tanah Jawa sehingga mungkin baru nanti malam Masri tiba.

Pagi berganti dan emak masih menunggu. Emak masih sangat antusias bisa merayakan lebaran bersama Masri. Besok lebaran tiba. Besok atau mungkin hari ini Masri akan datang. Emak harus memasak makanan kesukaan Masri, tempe mendoan dengan sambal kecap.
Selama hidup dengan emak, Masri belum pernah merasakan makanan enak. Satu-satunya makanan enak yang Masripan dapat dari emak ya tempe mendoan itu.

Maghrib mulai bergulir, tempe mendoan sudah dingin, gema takbir mulai meramaikan langit, mengagungkan kebesaran Allah. Tapi Masripan belum juga datang. Bahkan kabar pun tak emak dengar. Mungkin nanti malam atau besok saat lebaran, emak akan tetap menunggu.