Selasa, 14 Januari 2014

Tuhan Baru

Semalam sulit sekali memejamkan mata. Rasa Kantukku dan Mimpi-Mimpi sepertinya sedang asyik wisata malam. Aku melihat lampu di kamar Tuhan masih menyala. Rupanya Tuhan masih bekerja sampai larut malam ini. Aku lebih baik mendekati kamar Tuhan. Penasaran, Tuhan sedang apa malam ini.

Aku melihat Mimpi dan Rasa Kantukku ada di sana. Di kamar Tuhan. Mereka sedang mengobrol rupanya. Tak sengaja aku menguping pembicaraan mereka. Aku dengar Mimpiku bertanya pada Tuhan, "Apa nggak cemburu kalau sekarang manusia punya Tuhan baru?"

"Tidak!" jawab Tuhan dengan suaraNya yang berwibawa.

Rasa Kantukku yang selalu lelah dan tak pernah pergi kemana pun penasaran, "Memang ada tuhan baru?"

"Banyak." jawab Mimpiku.

"Kau melihatnya di mana?"

"Di mana-mana. Bahkan di mesjid dan di gereja pun ada!" Mimpiku yang hampir tahu segalanya menjelaskan. Tuhan hanya tersenyum.

"Berani benar! Apa Engkau tidak marah mereka memasuki rumahMu?" Rasa Kantuk bertanya pada Tuhan.

"Tidak!"

"Kau tahu, bahkan manusia mengabaikan keselamatan mereka hanya karena tuhan baru ini!"

Rasa Kantuk memandang kagum pada Mimpiku, lalu melirik Tuhan, "Tetap Engkau yang tentukan takdir mereka?" Tuhan mengangguk, "Mereka lupa padaMu!"

"Sepertinya."

"Mengapa Engkau beri lupa pada manusia?"

"Supaya manusia berpikir!" Mimpiku dengan cepat menjawab mendahului Tuhan, "Tuhan baru ini pula yang membantu mereka untuk mengingat sesuatu. Seharusnya mereka sadar kalau benda yang mereka dewakan itu mudah rusak. Tetapi manusia dengan mudah menggantinya dengan yang baru."
"Tuhan ini bunyinya nyaring dan berisik sekali. Terkadang mengganggu kekhusyukan orang yang benar-benar beriman!"

"Sepertinya kau tahu banyak tentang tuhan baru ini. Apa kau tahu namanya juga?" Rasa Kantukkku penasaran

"Handphone!"

Tiba-tiba handphoneku berbunyi nyaring.


181011