Selalu ada dilema tatkala aku harus menghadiri pernikahan salah satu teman. Aku senang karena akan bertemu teman-teman yang lama tak kujumpai walau akhirnya akan keluar satu pertanyaan. Oh, tidak. Tidak hanya satu pertanyaan, tapi bergudang. Semuanya sulit untuk aku jawab kalau tidak dikatakan enggan untuk menjawabnya.
"Kapan giliran kamu?"
"Kapan akan menikah?"
"Jangan lupa undang aku, ya!"
"Eh, cowok kamu mana? Kenalin kita, dong!!"
Dan banyak lagi pertanyaan senada yang selalu bikin aku tersudut.
"Lo gak akan menjomblo seumur hidup kan, Vie?"
"Ya....nggaklah (mungkin)! Suatu saat nanti aku akan menikah!" Huh. Aku bersuara juga walau terasa sangat berat.
"Iya, Vie? Kapan? Jangan lo biarin gue nunggu lama undangan lo!"
"Kapan giliran kamu?"
"Kapan akan menikah?"
"Jangan lupa undang aku, ya!"
"Eh, cowok kamu mana? Kenalin kita, dong!!"
Dan banyak lagi pertanyaan senada yang selalu bikin aku tersudut.
"Lo gak akan menjomblo seumur hidup kan, Vie?"
"Ya....nggaklah (mungkin)! Suatu saat nanti aku akan menikah!" Huh. Aku bersuara juga walau terasa sangat berat.
"Iya, Vie? Kapan? Jangan lo biarin gue nunggu lama undangan lo!"
Aku akan menikah kalau ada orang yang mau menikahiku. Aku kira Tuhan lupa membuat pasanganku. Mungkin saja adonannya masih teronggok di tempat tersembunyi dan terlewatkan Tuhan untuk membentuknya. Hahaha.....jiwa humorku selalu keluar dengan liar.
Aaaah...pertanyaan-pertanyaan itu. Mereka tak pernah mengerti atau sekedar basa-basi? Hanya percakapan penghangat pertemuan. Atau karena tak ada topik menarik selain kesendirianku? Padahal aku akan menikah pada saat Tuhan mengatakan, "Sekarang giliranmu, La Vie!"
wrote: 19.47
11.12.2011
Smga jdohnya cpat bertemu, yaa mbakk..
BalasHapusjdoh itu dtangnya gak bsa ditebak..hehe #sokBijak