Dawai terdiam. Matanya masih berkaca-kaca, belum lepas dari punggung lelaki yang pergi meninggalkannya.
Jangan menunggu, bisik hati Dawai. Lalu dia mengusap air mata yang tersisa. Dia berusaha menarik bibirnya ke atas. Walau sulit senyum itu terasa pahit. Usai sudah.
Meski begitu tak ada yang perlu disesali, Dawai pernah melewati masa-masa yang bahagia dengan Fatur. Lelaki itu pernah mewarnai hatinya yang kelabu. Memberikan senyum tatkala wajahnya ditekuk ke bawah. Peluk Fatur pernah menenangkan galaunya. "Terima kasih!" bisik Dawai pelan.
Dawai tersentak. Bunga yang sedari ia genggam lalu ditaburkannya, untuk Fatur.
Pelukmu tetap aku rasa. Cintaku akan tetap ada, untukmu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar