Hujan tak mungkin turun 24 jam, sebab ada saatnya dia merasa lelah dan ingin menikmati secangkir kopi. Air yang turun ditampung dalam cangkir lalu ditaruh di meja matahari sampai mendidih.
Hujan sangat menikmati permainannya. Meloncat-loncat meninggalkan genangan cileuncang. Di atas sana sekumpulan manusia hujan menabuh drum dengan meriah. Sebagian lagi memegang tustel, lalu sesekali memotret dengan kilatan petir yang menghiasi langit kelabu. Suara hujan jadi sangat riuh.
Lain waktu hujan menunggu cangkirnya panas di bawah jembatan pelangi.
24.11.2011
(thanx Syarif Prasetyo atas obrolan gilanya)
ciluencang = genangan air hujan di lubang/pinggir jalan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar