Dengan tiba-tiba hujan turun berebutan. Petir dan halilintar saling sambar, tak ada yang mau mengalah. Suara merdu hujan yang biasa meninabobokanku lenyap. Angin menderu membanting hujan tak tentu arah. Menimbulkan suara menyeramkan.
Kalau seperti ini kejadiannya, hujan tak hanya menyisakan genangan air, tetapi menghanyutkan sebagian mimpi dan harapanku. Halilintar berteriak tatkala petir memperjelas bayangan wajahmu di langit.
"Ah...semoga hujan hanya sesaat."
Aku dengar hatiku berbisik. Rupanya hujan, petir, dan halilintar mendengar bisikan itu. Mereka semua menoleh ke arahku. Aku pun mengangguk. Rupanya mereka mengerti anggukan itu dan terdiam. Lalu pergi. Hujan pun berhenti.
Sayangnya bayangan wajahmu tak pernah berhenti mengganggu penglihatanku. Aku tersenyum. Hujan ini datang dan pergi dengan tiba-tiba, tapi perasaanku terhadapmu datang perlahan dan entah kapan akan berlalu. Bahkan terus tumbuh dalam sebuah harapan.
16.11.2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar