Minggu malam lalu, 17 April 2011, saya kembali menikmati bulan yang bulat dengan taburan bintang yang semarak lepas tanjakan Nagreg sepulang mengantar Aldi pulang ke kandangnya di Garut.
Sambil menunggu mama menunaikan shalat maghrib saya mencoba ngobrol dengan bulan.
Saya mulai cerita pada bulan kalau sudah 6 bulan ini hari-hari saya tak diganggu Aldi. Untuk menengoknya seminggu sekali pun tidak. Enam bulan terakhir ini hari-hari saya hanya dihiasi oleh kerinduan. Lalu air mata mengalir deras bila rindu itu terlalu menghentak dan bikin dada sesak. Kesibukan menjadi penghalang rindu itu memudar.
Malam itu bulan seolah tersenyum meyakinkan saya kalau Aldi bisa kembali merusak konsentrasi saya setiap hari. Tawanya yang lepas dan tatapan matanya yang lugu dulu, akan kembali saya nikmati. Akal cerdasnya akan kembali mengelabui saya untuk mengajaknya ke tempat yang dia inginkan.
Tak lama hp saya berbunyi seorang teman memberitahu kalau bulan malam ini keren banget. Teman, saat itu aku sedang ngobrol dengan bulan. Dia bilang kalau saya hebat. Ya...saya hebat bisa bolak balik Bandung-Garut demi anak kecil yang sangat saya sayangi. Bulan tersenyum lagi, dia tau kalau saya sedang membicarakannya.
Saya bilang sama dia kalau akhir-akhir ini tak sering2 mengadu karena langit selalu diselimuti awan dan menghalangi sinarnya.
Aaahhh, ngobrol saya tak lama karena mama sudah selasai. Bulan hanya menatap punggung kami yang kembali melaju di atas Argo, motor kesayangan saya. Malam ini indah. Bulan yang berbinar meyakinkan saya kalau Aldi memang akan segera kembali berkumpul.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar