Sulit menjelaskannya ketika emak kembali bertanya, “Mengapa hubungan kalian bisa putus?”
Nah itu, Mak. Aku sendiri tak tahu pasti. Kalau saja aku bisa duduk berhadapan dengannya, aku pun akan menanyakan hal yang sama seperti yang emak tanyakan barusan.
Beberapa kali aku minta bertemu, mengajaknya berbicara, memastikan bahwa kami baik-baik saja…semua ditolaknya. Sepertinya yang telah aku lakukan memang tidak termaafkan. Aku tak tahu apa dia benar-benar membenciku atau egonya yang terlalu tinggi yang menjadi tembok penghalang hubungan kami. Lagi-lagi aku tak tahu pasti.
Emak kangen, aku juga. Tapi apa dia juga merasakan hal yang sama? Apa dia juga kangen sama aku, Mak? Aku hanya berharap rasa kangennya padaku memuncak hingga ubun-ubun agar egonya sedikit mengelupas lalu kian menipis. Kalau sudah demikian mungkin saja rasa kangen yang kita rasakan terhapuskan.
Tak ada yang tak mungkin di dunia ini kan, Mak? Apapun bisa saja terjadi atas ijinNYA selama kita mau berusaha. Usaha aku keras, Mak. Entah usahanya. Tapi aku yakin kalau aku dan dia akan baik-baik saja karena aku masih menyayanginya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar