Selasa, 20 September 2011

Kesadaran

Kesadaran jadi satu-satunya hal yang tak saya harapkan hilang dari diri saya. Ketika orang lain berkata takut kehilangan keimanan, takut kehilangan orang-orang yang dicintai, bahkan takut kehilangan keperawanan, saya hanya takut kehilangan kesadaran.

Sadar bahwa saya hidup untuk masa depan, membuka mata saya untuk terus bertahan dan berjuang menjadi lebih baik. Sadar bahwa kita bisa kehilangan semuanya menjadi pelajaran buat saya untuk tidak mengumbar hawa napsu. Sadar bahwa manusia itu makhluk yang terbatas membuat imajinasi saya bebas berkelana walau saya juga sadar ada aturan -baik tertulis maupun tidak- yang harus saya patuhi.

Saya juga sadar, kehilangan keimanan berarti tidak punya pegangan. Sebagai muslim saya sangat percaya pada keyakinan yang saya anut dan saya ajarkan selama ini pada teman-teman kecil saya. Kehilangan orang-orang yang saya cintai mungkin sudah nasib kalau tidak dibilang takdir. Semua saya serahkan pada Allah walau pada awalnya terasa sangat berat. Mungkin saja itu yang terbaik yang harus saya hadapi. Kehilangan kesadaran akan menjadi kehancuran buat saya.

Ketika saya harus kehilangan kesadaran, saya tak akan bisa menikmati cinta dan perhatian orang lain. Bahkan saya tak akan menyadari rahmat dan nikmat yang Allah beri. Ketika saya harus kehilangan kesadaran, maka saya bisa kehilangan semuanya.

Ketika saya menulis ini, saya memang telah kehilangan banyak hal. Rasanya sakit, menyesakkan, dan membuat saya sangat tertekan. Semangat untuk melanjutkan hidup sama sekali tak ada. Tapi kesadaran saya meyakinkan bahwa ada Allah yang mengatur semuanya. Ternyata tanpa kesadaran iman saya tak ada artinya. Tanpa iman kesadaran saya akan terombang-ambing.

Saat ini saya takut kehilangan kesadaran bahwa hidup hanya satu kali dan saya akan kembali pada Illahi suatu saat nanti.

17.09.2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar