Adakalanya momen indah berakhir bahkan sebelum dimulai. Semoga itu tidak terjadi pada kita. Semoga? Hahaha…sungguh ironis, karena memang sudah terjadi. Aku merasakan momen indah bersamamu hanya dalam mimpi, sebelum segalanya dimulai kau malah pergi.
“Semoga” hanyalah kata pengharapan. Hanya harapan yang aku punya untuk dapat bertahan dan mendapatkanmu. Mendapatkan semua yang aku mau walau untuk mendapatkanya butuh pengorbanan. Mungkin apapun dapat aku korbankan, termasuk kebebasanku. Bahkan harga diri.
“Semoga” jadi kata satu-satunya yang bisa aku ucapkan dengan bermacam-macam kata yang mengikutinya. Merayu Tuhan agar keinginanku terkabul. Dan beribu kata “semoga” menjadi sangat familiar bagiku. “Semoga Tuhan tidak marah”, “Semoga kelakuanku tidak membuat Tuhan jengkel”, “Semoga Tuhan masih menyisihkan rasa ibaNYA melihat penderitaanku”. Tapi aku yakin suara hatiku akan berkata lain. Mengharapkan sesuatu yang hanya aku dan Tuhan saja yang tahu. Sebab memang hanya harapan yang aku punya.
Aku berharap momen indah itu akan aku miliki sebelum segalanya berakhir, bahkan hanya kebahagiaan yang akan mengakhiri.
Semoga…
“Semoga” hanyalah kata pengharapan. Hanya harapan yang aku punya untuk dapat bertahan dan mendapatkanmu. Mendapatkan semua yang aku mau walau untuk mendapatkanya butuh pengorbanan. Mungkin apapun dapat aku korbankan, termasuk kebebasanku. Bahkan harga diri.
“Semoga” jadi kata satu-satunya yang bisa aku ucapkan dengan bermacam-macam kata yang mengikutinya. Merayu Tuhan agar keinginanku terkabul. Dan beribu kata “semoga” menjadi sangat familiar bagiku. “Semoga Tuhan tidak marah”, “Semoga kelakuanku tidak membuat Tuhan jengkel”, “Semoga Tuhan masih menyisihkan rasa ibaNYA melihat penderitaanku”. Tapi aku yakin suara hatiku akan berkata lain. Mengharapkan sesuatu yang hanya aku dan Tuhan saja yang tahu. Sebab memang hanya harapan yang aku punya.
Aku berharap momen indah itu akan aku miliki sebelum segalanya berakhir, bahkan hanya kebahagiaan yang akan mengakhiri.
Semoga…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar