Sabtu, 26 Maret 2011
Jalan-jalan
"Di tempat biasa!"
"kayaknya mau hujan lho, Ted!"
"Kalau hujan?"
"Kamu tahu aku benci hujan!"
"Ya...tulisanmu jelas sekali berbicara kalau kamu benci hujan. Bahkan kata-katamu jelas sekali kalau kamu benci hujan hahaha...!"
"Gak lucu!"
Dan pembicaraan pun terhenti.
Baiklah. Aku tahu tempat biasa itu di mana. Aku dan Ted memang biasa ke sana. Nikmati sore, nikmati secangkir...ups bukan secangkir, bahkan bisa beberapa cangkir kopi. Kebiasaan yang sama yang mungkin saja menguntungkanku. Menikmati kopi dan wajah kekasihku.
Kekasih? Apa masih pantas Ted kupanggil kekasih?
Aku dan Lilian. Ted dan Debby. Aahh...aku cinta Ted setengah mati. Masa bodoh sama masalah lain.
Barusan Ted menelpon untuk bertemu di tempat biasa. Mencuri kesempatan untuk bertemu. Hindari Lilian dan Debby.
Hujan mulai turun...ini situasi yang paling tak aku suka. Aku tak pernah suka hujan. Walau Ted memaksa, coba menjelaskan, coba merayuku agar suka hujan, terima kasih! Ted jatuh cinta pada hujan, aku...benci hujan. Perbedaan yang menyatukan kami. Menyatukan?
Sejak kapan aku bisa bersatu dengan Ted? Aku hanya mencuri kesempatan untuk bisa bertemu dan menatap matanya. Aaahhh.... hanya untuk bisa bersatu dengan Ted saja susahnya minta ampun. Ted, apa yang kau pikirkan sekarang?
Waktu terus bergulir. Lilian belum juga pulang kerja. Debby? Entah apa yang sedang dilakukan perempuan itu di Yogya...menjaga anak-anaknya mungkin. Hujan lebat aku terobos. Demi Ted.
Lama tak kulihat Ted. Kemana dia? Ah, lebih baik aku telpon dia saja...atau...ya telpon dia saja.
"Ted, aku sudah di tempat biasa itu, lho! Kamu di?"
"Ya...ampun sayang! Aku kira kamu tak jadi pergi karena hujan! Aku masih di hotel nih, seharian ini aku migren. Kamu bilang kalau kamu benci hujan!"
"Aahh Ted...aku bilang kan benci hujan, bukan membatalkan rencana kita!"
"Kamu marah, ya?"
"Nggak! Hanya kecewa sama janji kamu!"
"Ya sudah...nanti kalau mau janjian lagi, telpon aku ya!"
Aku tutup telponnya, berlari keluar membasahi diri dengan air hujan. Aku berusaha bisa mengenal hujan dan mendekatkan diri padanya. Berjalan-jalan di bawah siraman hujan, siapa tahu kecewa ikut mengalir bersama derasnya hujan yang tetap belum aku sukai.
(ada yang mau kasi komentar??? silakan)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar