“100K/ptemuan!” jawaban
WAku singkat.
Aku, orang yang tanpa
basa basi.
“Wah…mahal juga ya
Mbak?” balas Si Penanya.
“Ya…karena menurut saya
harga sebesar itu sesuai lah. OK deh…Mbak mampunya
berapa?” tanyaku lagi.
“Nggak jadi deh Mbak!
Soalnya saya bikin kelompok belajar gitu, ada 5 orang. Saya bantu mereka
belajar bahasa inggris, saya kurang paham sama matematika, jadi saya cari orang
buat bantu mengajar matematika!” balas Si Penanya lagi.
“Saya bisa minta alamat
Mbak, nggak?” tanyaku. Sebetulnya aku nggak pernah basa-basi tawar-menawar
harga. Tapi yang ini lain. Entah mengapa aku ingin melihat dulu bagaimana
situasinya, siapa yang akan belajar. Ya…beda rasa, lah.
Sesuai dengan waktu
yang telah kami sepakati aku akhirnya tiba di rumah Mbak Irma. Si Penanya yang
sebelumnya telah menghubungiku lewat WA. Rumah sederhana yang tertata rapi. Ada
whiteboard menggantung di salah satu dindingnya.
“Ngajar les juga?” tanyaku.
“Iya. Biasanya anak-anak
yang kemari.”
“Di tarif berapa?”
Sebelum menjawab Mbak
Irma tersenyum malu, “Nggak!”
“Maksudnya gratis?”
tanyaku disambut anggukan membenarkan dari Mbak Irma.
Ya Allah, di zaman
seperti ini masih ada orang yang berhati malaikat seperti Mbak Irma. Berbagi ilmu
dengan sesama tanpa menghitung berapa rupiah yang akan dia dapat. Sedangkan aku?
Aku masih saja menghitung bayaran. Masih ada pamrih yang harus orang bayar
untuk jasaku. Semoga yang Mbak Irma lakukan menjadi motivasi bagiku untuk tidak
pelit berbagi.
17.02.2018
Tidak ada komentar:
Posting Komentar