Rabu, 11 Juli 2018

Hati yang lembut



Mendengar kata lembut, imajinasi saya langsung tertuju pada gumpalan salju. Putih, dingin, menyenangkan, dan menenangkan bila disentuh. Ada rasa nyaman tatkala menatapnya, apalagi merasakan kelembutannya di permukaan kulit. Sayangnya saya hanya bisa membayangkan. Belum pernah menyentuh lembutnya salju.

Mungkin itu pula yang terjadi jika kita berada dekat orang yang berhati lembut. Nyaman, dan merasa terlindungi. Sejuk dan menentramkan. Orang berhati lembut akan berhati-hati dalam perkataan dan tindakannya. Dia tak akan berbuat/berkata sesuatu yang menyakitkan. Yang dilakukannya tulus, tidak mencari pujian, tidak dibuat-buat. Terjadi begitu saja, karena dia memang ingin berbuat begitu.

Kata Charlie W. Sheed berhati lembut artinya bersedia menghadapi perbedaan antara bagaimana keadaan diri kita dan bagaimana seharusnya keadaan diri kita.

Lieur sama pernyataan Mr. Sheed, saya meramu sendiri arti berhati lembut. Menurut saya mah berhati lembut itu siap dengan apapun yang akan terjadi, tak peduli walau harus mengorbankan kepentingan sendiri.
(tiap orang punya hak beropini, bukan?)

Orang yang berhati lembut tidak hanya berkoar mengatakan kalau dirinya punya hati yang lembut. Sebab apa yang dikatakan biasanya hanya menutupi hal sebaliknya. Itulah keahlian manusia: berkelit.
Orang yang berhati lembut tak akan pernah berkelit atas kata-kata dan semua perbuatan yang telah dilakukannya. Dia akan mudah melupakan kesalahan orang lain, bukan melupakan orang yang bersangkutan. Memaapkan kesalahan orang lain sebelum orang itu meminta maap.

Tak pernah ingin jauh dari orang yang berhati lembut.
Di dekatnya selalu nyaman.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar