Rabu, 14 Desember 2011

Picik

"Bodoh!" bentak malaikat itu. Aku terdiam sambil mengawasi gerak-geriknya siapa tahu tiba-tiba dia memukulku, aku bisa bersiap menghindarinya.
"Lalu kenapa bosan hidup?" malaikat itu duduk santai sambil tumpang kaki persis di atas liang lahatku. Tatapannya tajam.

"Aku bosan dengan ketidakadilan dan ketidakbecusan pemerintah mengurus negaraku." jawabku.

"Picik!" malaikat itu menoyor jidatku, "Karena kau bosan lalu mengakhiri hidup? Kau pikir setelah kau mati maka ketidakadilan dan ketidakbecusan pemerintah negaramu itu akan berakhir juga?" Malaikat itu membentak tepat tepat di telingaku. Aku tersentak.

"Siapa tahu mereka akan berubah..." jawabku pelan.

Malaikat itu tersenyum sinis, "Untuk apa Tuhan memberi manusia ini?" tanyanya seraya menunjuk kepalanya. "Tuhan memberi manusia otak untuk berpikir. Kalau ada yang tak baik, perbaiki! Bagaimana caranya... otak kamu yang harus bekerja! Lalu apa sekarang yang bisa kau lakukan? Tak ada! Selain sebentar lagi kau merasakan murka Tuhan karena kau telah mendahului ketentuanNYA!"


11.12.2011
Untuk anak bangsa, mari kita tegakkan kebenaran demi INDONESIA!

Kamis, 01 Desember 2011

merindukan suasana hati

aahhhh sayang,

suasana hati saya untuk menulis sedang tak ada

dia sedang berpetualang entah kemana...

tolong carikan dia, beritahukan padanya

bahwa saya sedang merindukannya...


tertanda


saya

Kamis, 24 November 2011

Hujan Lelah

Hujan tak mungkin turun 24 jam, sebab ada saatnya dia merasa lelah dan ingin menikmati secangkir kopi. Air yang turun ditampung dalam cangkir lalu ditaruh di meja matahari sampai mendidih.

Hujan sangat menikmati permainannya. Meloncat-loncat meninggalkan genangan cileuncang. Di atas sana sekumpulan manusia hujan menabuh drum dengan meriah. Sebagian lagi memegang tustel, lalu sesekali memotret dengan kilatan petir yang menghiasi langit kelabu. Suara hujan jadi sangat riuh.

Lain waktu hujan menunggu cangkirnya panas di bawah jembatan pelangi.


24.11.2011

(thanx Syarif Prasetyo atas obrolan gilanya)

ciluencang = genangan air hujan di lubang/pinggir jalan.

Tiba-tiba

Dengan tiba-tiba hujan turun berebutan. Petir dan halilintar saling sambar, tak ada yang mau mengalah. Suara merdu hujan yang biasa meninabobokanku lenyap. Angin menderu membanting hujan tak tentu arah. Menimbulkan suara menyeramkan.

Kalau seperti ini kejadiannya, hujan tak hanya menyisakan genangan air, tetapi menghanyutkan sebagian mimpi dan harapanku. Halilintar berteriak tatkala petir memperjelas bayangan wajahmu di langit.

"Ah...semoga hujan hanya sesaat."
Aku dengar hatiku berbisik. Rupanya hujan, petir, dan halilintar mendengar bisikan itu. Mereka semua menoleh ke arahku. Aku pun mengangguk. Rupanya mereka mengerti anggukan itu dan terdiam. Lalu pergi. Hujan pun berhenti.

Sayangnya bayangan wajahmu tak pernah berhenti mengganggu penglihatanku. Aku tersenyum. Hujan ini datang dan pergi dengan tiba-tiba, tapi perasaanku terhadapmu datang perlahan dan entah kapan akan berlalu. Bahkan terus tumbuh dalam sebuah harapan.


16.11.2011

Jumat, 11 November 2011

utang janji


"...dan kamu harus ingat, janji itu utang!"

kata-katanya kembali terngiang di telingaku. Aku tahu kalau janji itu adalah utang, tapi kan tak ada tenggat waktu untuk melunasinya, kapanpun itu utangku akan segera terbayar. Tenang, lah. Aku juga tenang kok.

Sekelebat sebuah bus tak terduga datangnya menyambar tubuhku.

11.11.11


Membaca status facebook dan twitter beberapa teman sedari tadi pagi, lalu menyimak sebentar tayangan televisi yang membahas tentang 11.11.11 jadi gatal untuk berkomentar.

Tanggal cantik seperti ini memang hanya terjadi sekali seumur hidup, bahkan mungkin saja ada orang yang tak pernah merasakan fenomena tanggal cantik. Untuk beberapa orang, momemn sekali seumur hidup ini diabadikan lewat peristiwa penting bagi hidup mereka, semisal pernikahan. Bahkan sampai memaksakan kelahiran bayi. Tak terkecuali kematian. Ada orang yang tak beriman yang memilih mati di tanggal cantik dengan cara bunuh diri. Tanggal cantik memang mudah diingat.

Tetapi seperti tanggal-tanggal yang lain, waktu yang sudah berlalu akan dilupakan. Apalagi bagi orang-orang yang mengalami hal buruk di tanggal cantik.

Allah tidak pernah memneri hari dan tanggal yang buruk. Semua tanggal dan hari sama saja. Semua akan dihadapi, dijalani, untuk kemudian dilewati. kita hanya perlu mempersiapkan, melakukan yang terbaik yang kita mampu agar setelah tanggal cantik terlewati hanya senyum yang tersisa.

Meyakini ada kekuatan, keberuntungan, keajaiban yang terjadi pada tanggal cantik seperti 11.11.11 sama saja dengan musyrik. Pengatur, pemberi kekuatan, keberuntungan dan keajaiban hanya Allah saja. Baik maupun buruk, semua terjadi atas kehendak Allah.
"dan Tuhanmu itu menciptakan apa yang Dia kehendaki dan memilihnya. sekali-kali tak ada pilihan bagi mereka" (QS Al Qasas 28:68)

Di 11.11.11 ini saya bayar premi (besok banknya tutup),dan dapat murid baru. jadi 11.11.11 berarti karena ada pemasukan tambahan.

Lalu apa hal istimewa yang terjadi pada 11.11.11 anda?

Kamis, 10 November 2011

sesuatu tentang MENYESAL

#1
tatkala aku luput
meraih
hatimu

#2
sore berwajah cerah
dan aku tertidur
lelap

#3
aku tersenyum
kau hanya diam

#4
mentari bergeser sedikit
demi sedikit
gelap merayap
selimuti tubuh aku
terpaku

#5
kau coba menelpon
batereku habis

#6
kosong jadi sahabat
sepi memeluk erat

#7
melewatkan kesempatan pandang wajahmu
walau tekuk tersisa
keriput merata

#8
sebab aku tak bisa
beri yang terbaik
dari kebengisanku

#9
merindukan sapaanmu
disaat kau kehilangan suara
beberapa tahun lalu

#10
gerimis tersenyum
halilintar terbahak
hati ini pun retak

#11
peluru air soft gun
meleset dari sasaran
persembunyian
tak pernah kutemukan

#12
mengenalmu dulu
seharusnya lain kali
agar waktu tak cepat berlalu

#13
menyisakan setengah hati
yang aku miliki
untukmu

(25.10.2011)

Senin, 24 Oktober 2011

Balas Dendam

Kali ini pisau itu menikam lebih dalam. Ujungnya yang tajam menyayat dengan mudah. Darah tak henti mengalir dari pembuluh yang pecah. Tak hanya perih, luka yang dibuat terasa menyesak. Sepertinya luka itu tak akan tersembuhkan, terus menganga dan semakin membesar. Sulit mencari obat yang tepat walau sebenarnya memang ada agar sakit yang menyiksa tak terus terpelihara.


Kalau dibiarkan mungkin luka ini akan mengering, tetapi bekasnya tampak jelas terlihat. Tergores di atas kulit yang kian keriput. Seiring berjalannya waktu orang-orang akan tahu kau yang menikamkan pisau itu, di dadaku. Sungguh pintar, dengan demikian aku tak akan sempat balas dendam. Tatkala aku tersakiti, maka kaupun akan sendiri, sampai mati.

Kering
















Matamu tak lagi berbicara, tiba-tiba binar itu hilang. Pergi entah kemana. Mungkin karena kemarau terlalu panjang, sedang dahaga tak bisa bertahan. Mencari kesejukan di antara sengatan mentari jadi begitu sulit. Kau pergi hindari gerah, tapi aku yakin binar itu akan kembali tatkala gerimis mulai basahi kulit bumi.

Jumat, 21 Oktober 2011

Tuhan Tau Segalanya

"Tuhan...tadi aku berbicara dengan Tu... Sebentar... Jadi tadi aku berbicara denganMU kalau begitu. Ah...senangnya :). Tapi Tuhan, suaraMU gak asyik! Gak enak di dengar!"

"Kalau suaraku asyik, aku jadi penyanyi saja, dan pensiun jadi Tuhan!"

"Aaah...Tuhan sensi nih. Tersinggung, ya? Penyanyi lebih gak asyik, mereka cuma terdengar wah saat berada di atas panggung. Mereka cuma terdengar keren lewat komputer. Kalau KAU bikin pita suara mereka kusut, suara mereka tak akan asyik lagi."

"Sekarang jaman digital! Tak perlu pita untuk menyambung suara penyanyi. Kamu sangat ketinggalan jaman!"

"WAAAAHHH! Ternyata Tuhan memang tau segalanya!"

warna warni

biru beriak perih tersibak
hijau mengering ditiup angin
menunggu merah bakar resah
sisakan jingga sampai waktu
tak terhingga

Jumat, 14 Oktober 2011

bersiap

arungi samudera luas
tanpa batas
tatkala sauh dilepas
denganmu
takkan terhempas

menunggu

dan kau
akan kembali ke pelukku
lewat waktu yang merambat
dan takdir
yang tak bersahabat

Tidur

"Selamat ulang tahuuuun!!!" teriakku tapi dia tidak terbangun. tubuhnya masih terlihat nyaman menyatu dengan selimut. Ini sudah terlalu siang untuk mulai beraktifitas kalau tidak dikata terlambat.

Aku melihat sekeliling kamarnya, ada tumpukan buku yang sudah berdebu. Lampion pemberianku tahun lalu masih tergantung. Sedikit robek dibagian atas karena dia terlalu bersemangat merampasnya dariku. Sekilas aku melihat kertas itu di atas ranjang...kertas itu semakin menguning. Aku mendekatinya.

Ah, rasanya baru kemarin aku menuliskan sesuatu di atas kertas itu. Begini bunyinya: 
tidur yang nyenyak ya sayang
hari ini matamu tertutup dan tak akan pernah bisa
kembali dibuka
aku tak mampu membukanya
karena aku yang akan segera menyusulmu menutup mata
berbaring di sebelahmu
tertidur
lelap.

selamat ulang tahun.

Air matapun mengalir.

Senin, 03 Oktober 2011

Welcome back to my heart











Angin laut kembali menerbangkan butiran-butiran pasir yang di atasnya tertulis namaku dan nama seseorang yang aku paksakan untuk dapat melupakanmu. Pasir di depanku kembali rata.

Angin laut membelai rambutku, terasa mesra. Sore ini cerah. Suasana favorit kita waktu masih bersama. Nikmati sunset yang kemudian menghilang, sembunyi ke dalam laut. Curang! Dia bersembunyi di sana semalaman. Dia tau aku tidak bisa berenang supaya tak membawanya naik saat malam buta. Terkadang aku butuh matahari menyinari malam-malam gelapku.

Kembali aku menggoreskan ranting yang aku pegang. Aku buat gambar hati agak besar. Di dalamnya kutuliskan namaku dan nama orang lain, lagi. Tidak namamu. Aku tersenyum, menang. Tapi itu tak lama, angin laut kembali menghapus goresanku.

Yah, sudahlah. Aku mencoba menuliskan namamu. Kali ini tanpa namaku. Angin laut berhembus pelan, menyibak rambutku. Namamu masih utuh tertulis di atas pasir. Lalu aku tulis namaku di atas namamu. Tak berapa lama angin laut membelai kulitku, terasa mesra. Kupejamkan mata, bayangmu penuhi penglihatanku.
Welcome back to my heart, babe!

2.10.2011

The best I have

Dan aku tak pernah menyesal mencintaimu. You aren’t my best I ever had because you are my best that I have forever. Aku bangga bisa mencintaimu. Kebanggaan itu tak akan pernah aku buang.

Kamu bukan masa laluku, yang kita jalani belum juga dimulai. Petualangan kita belum usai, hubungan yang kita lalui belum teruntai. You are my hope, my heart, my everything. Suatu saat nanti kau akan tau mengapa kita selalu terhubung. Suatu saat nanti kau akan mengerti mengapa kita tak pernah saling melupakan. Just like what I said: you were born to be mine, I was born to love you, belong to me is your destiny.

So when I told you I love you, memang begitu, sebab hanya kamu yang aku mau. Saat bibirku tak mampu berucap, hatiku tak diam. Dia tetap memberimu cinta. Pelukku akan tetap menyambutmu. Dan tanpa kita sadari ternyata ada banyak kesamaan yang bikin kita cocok. Percayalah aku akan menjagamu, menyayangimu, mencintaimu tulus sepenuh hati, selamanya.

1.10.2011

pelabuhan terakhir

sulit untuk menentukan pelabuhan baru
kapalku terbiasa arungi samudera luas
lalu berlabuh di dermaga keras
hempasan gelombang tak jadi penghalang
hantaman badai tak bikin petualangan ini usai
kapalku tegar untuk kembali
pulang ke dermaga keras
tempat awal berlayar

1.10.2011

Jumat, 30 September 2011

no comment

no comment
but i just wanna say
comment allez-vous?

Ces filles vous attendent
sebab hanya kamu

dormez bien
beau rêve
J'ai toujours vous ratez

Beranjak
















“Kopimu dingin, Pal!”
“Eh? Hm….iya, Pin. Sengaja!”
“Sudah berapa lama kau membiarkan kopimu dingin?”
Opal terdiam mendengar pertanyaanku. Aku sangat tahu kebiasaannya. Opal tak pernah membiarkan kopinya dingin. Dia selalu menghabiskan kopinya sebelum menjadi dingin, “Gak enak minum kopi dingin!” Begitu katanya suatu hari.
“Kenapa matahari selalu terbenam, Pin?” tanyanya mengalihkan pembicaraan.
“Kecapean kali.” jawabku ngasal.
“Begitu, ya?” seolah ragu dengan jawabanku, Opal penuh dengan pertanyaan,”Tapi dia terbit lagi, Pin!”
“Kan kerja shift-shiftan sama bulan.”
“Tau artinya?”
“Nggak! Lo tau?”
“Artinya matahari selalu berubah. Kalau matahari saja berubah, kenapa aku tidak!” Oh…rupanya Opal mulai menjelaskan alasan membiarkan kopinya dingin.
“Semua makhluk hidup berubah, Pal!”
“Ya, aku tau! Tapi perubahan matahari tidak kentara. Dia seolah tetap. Kita yang berubah. Walau demikian tak ada yang mau beranjak meninggalkan lintasannya menjauhi matahari.” Opal serius menjelaskan, “Aku juga begitu, hanya membiarkan kopiku dingin tapi rasanya tetap aku nikmati. Persis sama dengan perasaan hatiku, tak bisa beranjak meninggalkan hatinya!”

30.09.2011

Ilmu pasti

Apa yang kita rasakan dalam hati tak bisa dipungkiri walau tak seorang pun dapat mengerti, tapi tanyakan lagi pada diri sendiri, apa benar ini yang dicari?

Terkadang yang terbaik untuk kita belum tentu kita sukai, dan yang kita sukai belum tentu yang terbaik untuk kita. Tapi percayalah, Allah Mahatahu. Dia tahu yang terbaik untuk kita. Peribahasa rumput tetangga selalu terlihat lebih indah dari rumput kita memang sebaiknya kita ganti persepsi. Mari kita lihat tiap persoalan dari sudut pandang yang berbeda. Jujur, saya suka iklan L.A Light. Rumput kita memang lebih asik dari rumput tetangga.

Apa yang orang lain punya belum tentu bagus buat kita. Malah seharusnya kita bersyukur dengan apa yang kita miliki sekarang, suka ataupun tidak. Apa yang kita miliki seharusnya dirawat dan dijaga karena itu merupakan suatu amanat. Sadarlah bahwa kita tidak memiliki apa-apa. Jangan lantas berkata kalau kita tidak bahagia dengan segala yang kita miliki sekarang. Kalau memang demikian, buat sesuatu itu jadi kebahagiaan buat kita dengan cara yang kita inginkan agar hasilnya sesuai harapan.

Jangan pernah lupa ilmu pasti yang hasilnya tak ada toleransi, selalu mutlak tak bisa diganggu gugat. Persis dengan takdir dan jalan hidup kita. Setiap aksi selalu menimbulkan reaksi. Hasilnya bergantung pada keputusan kita sendiri. Dan ingat pula, Allah selalu mengawasi.


25.09.2011

Jumat, 23 September 2011

Kado ulang tahun mama



Pagi ini mendung. Hmm…jangan hujan. Hari ini aku akan begitu sibuk. Harus berada di 5 tempat berbeda. Berkat doa mama hari ini aku mengajar murid baru yang kedua bulan ini. Terima kasih Mama ada tambahan uang untuk jatah mama tiap bulannya atau sekedar memberi kado tepat di hari ulang tahun mama nanti.

Aku selalu ingin membahagiakan mama. Sekedar memberi hadiah kecil aku lakukan tidak hanya pada saat mama ulang tahun, tetapi kapanpun kalau aku punya uang lebih. Selama ini aku bisa memberi hadiah yang mama mau pada hari ulang tahunnya. Beliau satu-satunya orang tua yang aku miliki saat ini.

Dan pagi ini aktifitas padatku dimulai. Malas karena udara begitu dingin membuatku ingin terus berada di balik selimut. Tapi tentunya itu tidak aku lakukan, sepeda merahku siap mengantarkan ke tempat pertama aku mengawali aktifitas sebagai guru privat. Tugas pertama selesai. Aku mengisikan tanggal pada progress murid pertamaku, 23 September 2011. Awalnya biasa saja. Tetapi ada sesuatu yang aneh yang terus menggaggu pikiranku.

Tugas kedua selesai. Kembali aku menuliskan tanggal 23 September 2011. Tiba-tiba aku ingat mama. Ya Allah…hari ini aku melewatkan ulang tahun mama, padahal jadwal kerjaku sampai jam 7 malam ini. Biasanya mama sudah terlelap begitu aku tiba di rumah. Semoga kali ini beliau mau menunggu.

Begitu aku sampai di rumah, benar. Mama sudah terlelap. Tapi aku masih sempat menciumnya dan mengucapkan “Selamat ulang tahun mama, kali ini hanya aku dan cinta yang aku punya untuk mama yang jadi kado ulang tahunmu saat ini!”

Mama tersenyum dan memeluk kado ulang tahunnya, itu aku.

23 September 2011

kangen itu...

Sulit menjelaskannya ketika emak kembali bertanya, “Mengapa hubungan kalian bisa putus?”
Nah itu, Mak. Aku sendiri tak tahu pasti. Kalau saja aku bisa duduk berhadapan dengannya, aku pun akan menanyakan hal yang sama seperti yang emak tanyakan barusan.

Beberapa kali aku minta bertemu, mengajaknya berbicara, memastikan bahwa kami baik-baik saja…semua ditolaknya. Sepertinya yang telah aku lakukan memang tidak termaafkan. Aku tak tahu apa dia benar-benar membenciku atau egonya yang terlalu tinggi yang menjadi tembok penghalang hubungan kami. Lagi-lagi aku tak tahu pasti.

Emak kangen, aku juga. Tapi apa dia juga merasakan hal yang sama? Apa dia juga kangen sama aku, Mak? Aku hanya berharap rasa kangennya padaku memuncak hingga ubun-ubun agar egonya sedikit mengelupas lalu kian menipis. Kalau sudah demikian mungkin saja rasa kangen yang kita rasakan terhapuskan.

Tak ada yang tak mungkin di dunia ini kan, Mak? Apapun bisa saja terjadi atas ijinNYA selama kita mau berusaha. Usaha aku keras, Mak. Entah usahanya. Tapi aku yakin kalau aku dan dia akan baik-baik saja karena aku masih menyayanginya.

Tanpa Deadline

Tak terasa apa yang selama ini saya lakukan sudah berjalan selama 12 tahun. Pekerjaan yang tidak ada tenggat waktunya. Untuk saya, entah untuk orang lain. Pekerjaan yang menurut orang yang pernah saya kenal bukan karir saya. Pekerjaan yang dulu saya lakukan hanya untuk mengisi kekosongan waktu dan mencari tambahan uang saku selama mengerjakan skripsi. Pekerjaan yang sangat mudah dan seperti tak ada pengaruh sama sekali. Pekerjaan yang tidak pantas disebut sebagai pekerjaan. Pekerjaan yang tidak pernah saya harapkan: guru les privat.

Selama ini saya menjalankannya dengan santai. Pada awalnya hanya membantu seorang anak SD yang kesulitan memahami materi pelajaran. Tak ada persiapan khusus. Tak ada alat peraga. Tak ada soal-soal untuk latihan. Tak diburu tenggat waktu. Hanya mengobrol dan mencari tahu alasan mengapa anak itu sulit memahami materi pelajaran. Yang ada hanya bagaimana menemukan solusi untuk itu dan mencari cara termudah agar anak itu bisa cepat paham dengan apa yang dia hadapi.

Langkah pertama berhasil. Honor pertama cukup untuk membeli segulung kertas kalkir yang saya butuhkan untuk menyelesaikan gambar tugas akhir. Berikutnya membantu seorang anak lagi yang kewalahan karena terlalu banyak materi yang harus dibaca dan dihapalkan. Dia tidak dapat membagi waktu dengan tepat. Memberi tahu dia cara cepat untuk menyelesaikan soal, memberi tahu dia bagaimana cara merangkum materi dari buku paket agar tidak terlalu banyak yang harus dibaca dengan tak ada materi penting yang terlewat. Kembali berhasil, bahkan anak itu berhasil masuk ranking 10 besar. Sesuatu yang tidak pernah kami pikirkan sebelumnya. Bonus mengalir.

Disela menunggu lamaran pekerjaan yang selama ini saya harapkan, menjadi guru les privat tetap saya jalankan. Lamaran diterima. Orang tua tak mengijinkan. Setahun saya fakum mengajar. Sakit selama 4 bulan dan harus rawat inap. Menganggur selama masa pemulihan. Tak terbiasa diam, saya bantu anak-anak TK tetangga untuk dapat membaca, tanpa bayaran. Santai. Mencoba melamar ke sana kemari. Tak ada penggilan sama sekali. Mencoba menjadi pengajar honorer di SMK, 3 bulan. Mengajar di SD depan rumah. Juga tak lama, hanya 3 bulan.

Jiwa bebas saya tak menerima aturan. Kembali menjadi pengajar privat. Beberapa kali hasilnya memuaskan dan lebih dari apa yang kami harapkan. Semua saya lakukan dengan santai, tanpa tenggat waktu.

18.09.2011

Dengan Deadline

Kalau selama 12 tahun saya bekerja tanpa deadline, memasuki tahun ini saya mulai berkenalan dengan yang namanya deadline. Mungkin ini bagus buat saya yang “terlalu” santai dalam bekerja. Walau kenyataannya sulit mencari waktu luang sekedar posting tulisan diblog atau lagi-lagi membatalkan janji bertemu teman untuk bersenang-senang.

Memasuki awal tahun ini, seorang teman menawari saya proyek membuat storyboard. Tanpa banyak pikir saya terima proyek ini yang katanya harus selesai dalam waktu 7 hari. Waktu itu dengan pekerjaan saya yang santai saya mengira dapat menyelesaikannya kurang dari tenggat waktu. Tapi kenyataan berkata lain. Macca (Dell tua saya) ngadat. Mungkin dia terlalu lama bekerja. Terlalu bosan menemani saya yang lagi-lagi menggelitik keyboard tuanya yang sudah tidak mudah untuk ditekan. Atau mungkin dia minta di up grade. Entahlah, yang pasti situasi ini membuat saya kacau.

Tidak itu saja, Macca yang masih menggunakan Pentium 3 dengan windows 2003, sedangkan data yang ada dalam flash disk saya sudah menggunakan windows terbaru. Macca kesulitan membaca data. Waktu bergerak maju. Akhirnya saya harus begadang menyelesaikan proyek ini dengan segala keterbatasan padahal saya tidak pernah menunda waktu tidur. Jam malam saya hanya sampai pukul 21.00. Kali ini pengecualian.

Bayaran dari proyek ini sangat besar, selain dari segi finansial, saya juga dapat merasakan bagaimana dikejar deadline seperti yang dikeluhkan banyak pekerja kantoran. Ternyata bekerja dengan tenggat waktu menimbulkan tingkat stress yang lebih tinggi, membutuhkan tanggung jawab dan kepercayaan luar biasa. Terima kasih teman, proyek ini memberi pelajaran yang sangat berarti untuk saya.

18.09.2011

Selasa, 20 September 2011

lirik kesepian

angin bersiul nyanyikan sajak
bimbang
hening menyeruak selaraskan nada
kidung rindu tercipta sedikit sumbang
ribuan kata tersumbat
lirik kesepian

cinta mati

sorot matamu tikam
jantungku
buat aku
tak bisa hidup

Apa arti ibu di matamu?



Di saat menjadi seorang ibu seorang perempuan otomatis menandatangani kontrak permanent pekerjaan seumur hidup tanpa kenal waktu, rela lembur kapan pun diperlukan, pekerjaan yang tak ada habisnya, tanpa kenaikan gaji, bahkan sama sekali tak digaji.

Di saat menjadi seorang ibu seorang perempuan sepertinya otomatis mengenakan ikat kepala bertuliskan perempuan luar biasa yang siap menjaga buah hatinya dari apapun, dalam situasi apapun, dalam keadaan apapun.

Kasih yang ibu berikan cuma-cuma, tak menunggu balasan. Sayang yang ibu berikan tak berbatas, tak pernah ada penghalang untuk ia berikan pada anaknya. Hanya biasanya kita tak pernah menyadari kalau kita telah melukai ketulusan kasih sayang ibu dengan memerintah seenaknya, meminta sesuatu seperti penguasa, bila tak diberi cacian yang keluar untuk perempuan maha hebat ini. Astaghfirullah…

Ibu buat saya adalah seorang yang luar biasa. Walau bukan dokter, tetapi peluknya menyembuhkan sakit yang aku derita. Meski bukan orang yang serba tahu, tetapi beliau mengajari saya banyak hal. Ibu adalah satu-satunya orang yang tak pernah membuat saya celaka.

Ibu saya adalah perempuan kuat yang jadi inspirator dan motivator saya. Sosok bijaksana yang pandai menyenangkan perut saya. Perempuan yang paling saya kagumi di dunia.

IBU adalah perempuan hebat, sarat dengan cinta tanpa syarat, penuh kasih tak berkarat, walau harus memikul beban yang berat.

17.09.2011

Kesadaran

Kesadaran jadi satu-satunya hal yang tak saya harapkan hilang dari diri saya. Ketika orang lain berkata takut kehilangan keimanan, takut kehilangan orang-orang yang dicintai, bahkan takut kehilangan keperawanan, saya hanya takut kehilangan kesadaran.

Sadar bahwa saya hidup untuk masa depan, membuka mata saya untuk terus bertahan dan berjuang menjadi lebih baik. Sadar bahwa kita bisa kehilangan semuanya menjadi pelajaran buat saya untuk tidak mengumbar hawa napsu. Sadar bahwa manusia itu makhluk yang terbatas membuat imajinasi saya bebas berkelana walau saya juga sadar ada aturan -baik tertulis maupun tidak- yang harus saya patuhi.

Saya juga sadar, kehilangan keimanan berarti tidak punya pegangan. Sebagai muslim saya sangat percaya pada keyakinan yang saya anut dan saya ajarkan selama ini pada teman-teman kecil saya. Kehilangan orang-orang yang saya cintai mungkin sudah nasib kalau tidak dibilang takdir. Semua saya serahkan pada Allah walau pada awalnya terasa sangat berat. Mungkin saja itu yang terbaik yang harus saya hadapi. Kehilangan kesadaran akan menjadi kehancuran buat saya.

Ketika saya harus kehilangan kesadaran, saya tak akan bisa menikmati cinta dan perhatian orang lain. Bahkan saya tak akan menyadari rahmat dan nikmat yang Allah beri. Ketika saya harus kehilangan kesadaran, maka saya bisa kehilangan semuanya.

Ketika saya menulis ini, saya memang telah kehilangan banyak hal. Rasanya sakit, menyesakkan, dan membuat saya sangat tertekan. Semangat untuk melanjutkan hidup sama sekali tak ada. Tapi kesadaran saya meyakinkan bahwa ada Allah yang mengatur semuanya. Ternyata tanpa kesadaran iman saya tak ada artinya. Tanpa iman kesadaran saya akan terombang-ambing.

Saat ini saya takut kehilangan kesadaran bahwa hidup hanya satu kali dan saya akan kembali pada Illahi suatu saat nanti.

17.09.2011

Sabtu, 17 September 2011

Semoga

Adakalanya momen indah berakhir bahkan sebelum dimulai. Semoga itu tidak terjadi pada kita. Semoga? Hahaha…sungguh ironis, karena memang sudah terjadi. Aku merasakan momen indah bersamamu hanya dalam mimpi, sebelum segalanya dimulai kau malah pergi.

“Semoga” hanyalah kata pengharapan. Hanya harapan yang aku punya untuk dapat bertahan dan mendapatkanmu. Mendapatkan semua yang aku mau walau untuk mendapatkanya butuh pengorbanan. Mungkin apapun dapat aku korbankan, termasuk kebebasanku. Bahkan harga diri.

“Semoga” jadi kata satu-satunya yang bisa aku ucapkan dengan bermacam-macam kata yang mengikutinya. Merayu Tuhan agar keinginanku terkabul. Dan beribu kata “semoga” menjadi sangat familiar bagiku. “Semoga Tuhan tidak marah”, “Semoga kelakuanku tidak membuat Tuhan jengkel”, “Semoga Tuhan masih menyisihkan rasa ibaNYA melihat penderitaanku”. Tapi aku yakin suara hatiku akan berkata lain. Mengharapkan sesuatu yang hanya aku dan Tuhan saja yang tahu. Sebab memang hanya harapan yang aku punya.

Aku berharap momen indah itu akan aku miliki sebelum segalanya berakhir, bahkan hanya kebahagiaan yang akan mengakhiri.

Semoga…

Menghalau galau

Sekarang ini kata galau sudah sangat sering saya dengar. Sepertinya galau kini menjadi sebuah trend. Kalau nggak galau, nggak gaol. Menurut arti kata galau sebuah kata sifat yaitu kacau tidak keruan (pikiran).

Walau galau merupakan sumber inspirasi, tapi sebenarnya itu tak perlu terjadi. Bahkan ketika galau seorang begitu sangat produktif. Pada saat galau seseorang banyak menghasilkan karya-karya tak terduga. Memang inspirasi datang dari mana saja. Untuk berkreasi bisa dalam keadaan apapun, tak peduli orang tersebut moody atau tidak. Tidak melulu pada saat orang tersebut tengah galau.

Memang lebih baik kegalauan itu disalurkan pada hal yang positif. Daripada melakukan hal yang dapat mencelakakan diri sendiri atau orang lain, lebih baik orang bergerak menghalau galau dengan berproses kreatif. Mau itu bentuknya seni lukis, seni musik, sastra, bahkan olahraga, apapun itu yang penting bermanfaat untuk diri sendiri dan orang banyak (kalau bisa).

Galau terjadi karena seseorang merasa kesepian, merasa dikucilkan, merasa diremehkan, merasa tidak ada artinya, merasa beban yang dia pikul begitu berat, merasa tak ada yang mau mendukung. Padahal kenyataannya galau termasuk penyakit hati. Bukan hal klise kalau penyakit hati hanya akan sembuh jika ada motivasi dari dalam diri dan mendekatkan diri pada Ilahi. Atau cara lebih mudah lagi dengan menghibur diri.

Mark Twain bilang: cara terbaik untuk menghibur diri sendiri adalah dengan mencoba menghibur orang lain.
Mengapa tidak kita coba menghibur orang yang sedang galau, karena dengan demikian kita tahu kalau yang kita alami tidak lebih buruk dari orang lain. Bahkan mungkin kita lebih beruntung dari orang lain. Atau anggap kita adalah orang yang paling beruntung di dunia untuk menghalau galau.

15 September 2011

Jumat, 09 September 2011

Karena kita tak sama

Empat bulan berlalu tak ada lagi yang memanggilku el nino. Apa karena Fernando Torres sudah tak berkostum merah lagi? Apa karena Fernando Torres lebih suka di Chelsea walau performanya menurun? Meski aku sangat cinta Liverpool, aku tak begitu suka Torres, tapi mengapa tiba-tiba suka julukan yang diberikan pada Fernando Torres kau sebutkan padaku? Mengapa aku tiba-tiba suka panggilan sayangmu seperti itu?
Apa aku seperti gelombang panas? Atau memang seperti anak laki-laki kecil?

Tak penting seperti apa aku yang pasti el nino terjadi karena pemanasan di ekuator Samudra Pasifik dan pemanasan global juga menjadi salah satu unsurnya. Dan kini aku hanya kehilangan panggilan itu. Apa sekarang  el nino  tergeser la nina? Kau tak lagi menghubungiku. Kemana? Berbincang dengan Tuhanmu? Apa yang dibilang Marcell kalau "Tuhan memang satu, kita yang tak sama..." benar adanya.

Seandainya kita sama, kisah ini tak akan pernah terjadi. Kalau Tuhan tak hanya satu, kau tentu akan memohon pada Tuhanmu untuk bekerja sama dengan Tuhanku memudahkan urusan kita. Lalu apa salah satunya akan mengalah? Siapa yang akan meluluhkan hatimu, Tuhanmu atau Tuhanku? Siapa yang akan menyatukan kita? Kita yang tak sama akankah saling mengerti atau saling mengalah?

Kalau kita sama, tak akan pernah ada yang memanggilku el nino. Kalau kita sama tak pernah akan ada yang bertanya,"Sedang apa?"

Sayangnya karena kita tak sama maka kisah ini menjadi semakin rumit. Karena kita tak sama timbul banyak pertanyaan dan pertentangan. Karena kita tak sama maka sulit untuk mencapai kepastian. Bukan karena kita sama-sama egois dan tak mau mengalah, tapi karena kita memang tak sama.

Aku ingin kita sama, hanya tak mau mengubahmu. Kesamaan itu harus hadir dari hatimu bukan karena aku atau apapun yang berhubungan denganku. Seperti el nino yang meluruh dan habis karena waktu. Aku menghormatimu karena kita tak sama. Kita usai karena kita tak sama.

Ketika Emak Menunggu

Wajah emak berseri-seri, kebahagiaan sangat jelas terpancar. Sinar purnama pun kalah benderang. Alasannya adalah tadi pagi Pak RT menyampaikan surat dan membacakannya di depan emak. Maklum emak tak bisa membaca. Isi surat mengatakan kalau anak lelaki emak semata wayang akan pulang. Katanya paling lambat 2 hari sebelum lebaran. Itu yang bikin emak sangat bahagia.

Setelah 3 tahun meninggalkan emak tanpa kabar, kini Masripan yang katanya merantau ke Kalimantan akan pulang menemui emak. Setelah 3 tahun tanpa kabar, emak akan kembali memeluk buah hatinya. Mungkin saja Masripan akan membawa keluarganya. Membawakan emak cucu-cucu yang lucu meskipun dalam surat Masri tidak banyak bercerita.

Dua hari sebelum lebaran berarti 3 hari lagi dari sekarang. Emak sudah tidak sabar menunggu detik-detik mengharukan. Emak tidak peduli walau nanti Masri tidak membawa apa-apa. Emak tidak peduli lebaran tinggal menghitung hari. Momentum yang paling emak tunggu hanya kedatangan Masri.

##############################################################

Dua hari sebelum lebaran di sebuah terminal, seorang pemuda tampak kebingungan. Wajahnya terlihat sangat lelah. Kesedihan terpancar dari parasnya yang hitam legam. Seseorang coba mendekatinya, berusaha menenangkan pemuda itu dengan memberinya segelas air mineral. Tapi pemuda itu menolak, ketakutan malah semakin terpancar dari kedua matanya. Lama-lama kelakuannya meembuat orang lain penasaran. Dia mulai berteriak kalau dirinya baru saja dirampok.

Teriakan-teriakan pemuda itu membuat orang berkerumun. Menyadari keadaan itu, si pemuda semakin panik. Dia pikir orang-orang itu akan menyerangnya. Ada kemungkinan pemuda itu korban kejahatan bermodus hipnotis. Tapi siapa juga yang tahu karena pemuda itu terlihat seperti kurang waras.

Kepanikannya berakibat malapetaka. Menghindari kerumunan orang yang penasaran atas sikapnya, pemuda itu berlari liar tanpa memerhatikan lingkungan sekitar. Dia tidak menyadari sampai sebuah sedan berwarna silver yang berlari kencang membentur badannya. Tubuh legam terbalut jins lusuh dan kemeja merah marun itu terpental ke udara. Sempat terguling beberapa kali setelah kepalanya membentur pinggir trotoar. Trotoar itu basah dan memerah. Pemuda legam tak berkutik. Tak lama polisi datang karena sebelumnya polisi menerima laporan tentang pemuda panik yang tampak tak waras. Dari hasil penelitian, polisi tidak menemukan kartu identitas atau apapun yang dapat mengenali pemuda yang kini tinggal tubuh kakunya. Entah siapa namanya, dan darimana asalnya.

##########################################################

Tanga kiri emak terluka. Sabit yang digunakan untuk menyabit rumput mengenai tangannya. Aaah...rasa sakit ini akan segera sembuh dengan kedatangan Masripan. Toh selama ini emak sering terluka. Hanya luka kecil yang tak akan membuat emak mati. Kalau emak mati, bagaimana bisa bertemu Masripan.

Hari sudah mulai gelap, tapi Masri belum juga tampak. Apa dia tak jadi pulang? Tapi emak sangat yakin dengan apa yang dia dengar ketika Pak RT membacakan suratnya, "paling lambat Masri pulang 2 hari sebelum lebaran". Atau ada keterlambatan jadwal keberangkatan kapal yang membawa Masri ke tanah Jawa sehingga mungkin baru nanti malam Masri tiba.

Pagi berganti dan emak masih menunggu. Emak masih sangat antusias bisa merayakan lebaran bersama Masri. Besok lebaran tiba. Besok atau mungkin hari ini Masri akan datang. Emak harus memasak makanan kesukaan Masri, tempe mendoan dengan sambal kecap.
Selama hidup dengan emak, Masri belum pernah merasakan makanan enak. Satu-satunya makanan enak yang Masripan dapat dari emak ya tempe mendoan itu.

Maghrib mulai bergulir, tempe mendoan sudah dingin, gema takbir mulai meramaikan langit, mengagungkan kebesaran Allah. Tapi Masripan belum juga datang. Bahkan kabar pun tak emak dengar. Mungkin nanti malam atau besok saat lebaran, emak akan tetap menunggu.

Selasa, 09 Agustus 2011

Kekuatan supranatural


Suatu hari saya bertanya pada beberapa orang teman tentang kelebihan yang ingin mereka miliki kalau memang diberi kekuatan untuk mengubah sesuatu, seperti kekuatan yang dimiliki tokoh dalam film seri HERO. Jawaban mereka macam-macam dengan alasan tersendiri.

Saya penggemar film-film bertema magis dan futuristik tapi tidak untuk HARRY POTTER. Film-film yang dikemas dalam cerita kehidupan sehari-hari. Sebut saja seperti BUFFY, the VAMPIRE SLAYER, HERO, CHARMED, dan banyak lagi film-film semacam itu.



Menghentikan waktu, melihat masa depan, kekuatan membunuh vampire, kehidupan abadi, kembali ke masa lalu, melihat hal yang tak terlihat, mengendalikan pikiran orang, menghilang, terbang, dan banyak lagi kekuatan supranatural yang tak bisa dimiliki orang biasa. Hal itu adalah dambaan. Ketika saya menanyakan kekuatan apa yang ingin dimiliki, rata-rata alasan dari jawaban mereka adalah memperbaiki kehidupan mereka saat ini. Egois memang. Tapi itu manusiawi.

Saat dihadapkan pada hal-hal yang sulit manusia tentu akan menyelamatkan diri sendiri. Mencoba keluar dari sebuah persoalan tanpa memikirkan orang lain. Tidak dipungkiri kalau hal seperti itu pun ada pada diri saya. Tak apa, itu manusiawi.

Saya ingin bisa melihat hal yang tak terlihat. Melihat makhluk-makhluk gaib dan mengobrol dengan mereka. Mengetahui seberapa jeleknya mereka sehingga orang-orang takut, kaget dan enggan untuk bertemu dengan makhluk yang tak terlihat. Buat sebagian orang hal itu menyeramkan, buat saya hal itu akan sangat menyenangkan. Sesuatu yang tak terlihat bisa berada di mana saja. Mengasyikkan kalau saya bisa berteman dengan salah satu dari mereka. Memintanya untuk pergi ke tempat tertentu, lalu menceritakan semua pada saya apa yang terjadi. Dari penjelasan ini terbukti kalau yang saya inginkan demi kepentingan pribadi, lalu tujuannya untuk apalagi?

Saya bukan tokoh atau karakter dalam film yang kekuatannya digunakan untuk memperbaiki kehidupan masyarakat, membasmi kejahatan, dan semacamnya. Saya bukan pahlawan dan tak ingin jadi pahlawan. Biarkan saja takdir yang seharusnya terjadi, terjadi seperti itu. Saya tidak ingin dan tidak harus merubahnya.

Kekuatan yang ingin saya miliki bukan pula untuk memata-matai. Hanya akan tampak menyenangkan bisa berkomunikasi dengan yang tak terlihat. Itu artinya saya bisa mengendalikan rasa takut yang tidak beralasan pada hal yang tak terlihat. Menayakan apa di dunia tak terlihat juga ada cinta dan problematikanya. Setelah itu saya akan menulis sebuah fiksi yang sebenarnya nyata.

Lalu, kekuatan apa yang ingin anda miliki?

Senin, 01 Agustus 2011

Ramadhan, saat mengevaluasi diri

Tak terasa Ramadhan kesekian puluhtahun aku ulangi lagi. Apa ini akan jadi Ramadhan terakhirku? Entahlah.
Setiap aku melewati bulan ini, selalu rasanya ingin menangis. Mungkin saja aku hanya bisa melewati setengahnya, atau hanya sehari saja, atau hanya...
Apa bisa aku melewati sebulan penuh tanpa cacat dan cela? Lagi-lagi hanya pertanyaan.

Beruntung Allah memberikan satu bulan yang penuh berkah dalam setahun. Satu bulan yang harusnya aku jadikan cermin untuk memperbaiki tingkah laku, perkataan, dan perbuatan untuk masa depanku, dan evaluasi masa laluku.

Satu bulan yang harusnya memperbaiki resolusi hidup yang akan aku jalani. Mau jadi apa aku, dan untuk apa aku hidup. Sebagai muslim, semua tujuan hidup adalah untuk mencari ridho Allah dengan tidak melupakan hubungan antar sesama makhlukNYA.

Aku hanya berharap yang aku lakukan di bulan ini membekas pada kehidupanku yang akan datang. Belajar benar-benar ikhlas, melepas semua yang aku cintai hanya untuk Allah. Mengingat bahwa semua yang ada di dunia ini milik Allah. Sebetulnya yang mempengaruhi kehidupanku adalah rasa takut bukan pada Allah.

Ketakutan yang datang karena pengaruh perkembangan jaman. Aku takut tak dapat mengikutinya. Aku takut kehilangan orang-orang yang aku cintai. Aku takut tak dapat bertahan. Aku takut ditinggalkan. Aku takut sendirian. Padahal Allah menghadirkan aku ke dunia ini sendirian, dan kelak aku akan pulang sendirian. Tertanam dalam tanah pengap, sendirian. Hanya cacing-cacing dan bakteri pemakan bangkai yang menemaniku, menguraikan ragaku kembali menjadi tanah. Lalu rohku akan dihadapkan pada sidang pertanggungjawaban...sendirian.

Seharusnya rasa takutku adalah untuk Allah. Takut Allah meninggalkanku makanya aku harus lebih dekat denganNYA. Takut Allah membenciku makanya aku harus benar-benar mencintaiNYA. Takut Allah tak menghiraukan perbuatanku, makanya aku harus berbuat baik dan mencari perhatianNYA. Ketakutanku pada Allah seharusnya menjadi kecintaan pada Rabbul 'alamin.

I can only pray to Allah to be able to feel the pleasure of Ramadhan next year.
In order to return prostrate before God, begging Allah's forgiveness and get guidance.
Ramadhan...please, be mine forever.

Survivors running fast, may Allah accept our deeds. Ameen.

Kamis, 21 Juli 2011

sunyi

aku sendiri, kau menunggu
di sana. Tak kau beri tahu
arah yang tepat
rintik hujan merayu pelan
bisikkan kerinduan, menyesatkan
bau peluh bercampur nanah,
tipuan tersaput angin

merinding sendiri, kau menunggu
di entah tempat yang mana
gelap merayap memeluk erat
tahan langkah hentikan cinta
sajikan silhuet tanganmu kekar
peluk kesunyian
diam, nikmati tiap detik bersamanya

aku sendiri, kau menunggu
di entah kapan waktu bertemu
melabuhkan cinta
yang aku punya

Kamis, 14 Juli 2011

Selera

ada yang terkoyak
tapi aku tak sedang bersajak
hanya ikuti jejak jejak
jejakaku
tatkala aroma peluh begitu menggoda
titik liurku nikmati tatapmu
presentasi desert sempurna
dengan bahan kadaluarsa
sesuatu yang sedap
tak dapat kukecap
walau rasa meresap
seleraku mendadak lenyap

puisi puisi pendek tentang ibu

#1
tiap tetes air susumu
adalah denyut nadiku

#2
ibu, peluhmu
kebahagiaanku
senyummu
surgaku

#3
aku terlelap di pelukmu
saat gelegar halilintar
menampar muka bumi

#4
kasih yang tak pernah lekang
oleh emosi dan kebencian
kasih yang tak terbasuh
peluh dan tubuh rapuh

#5
kasih ibu sepanjang jaman
terimakasihku hanya lewat jam-jaman

#6
perempuan perkasa
dengan cinta luar biasa

#7
ibu
tubuhmu tak layak dijilat
api neraka

#8
menjadi yang kau inginkan
masih sebuah harapan

#9
surgaku di telapak kakimu
nerakaku di balik pedih hatimu

#10
Tuhanpun mengalah
betapa tinggi kedudukanmu
tiada maafNYA
tanpa maafmu

#11
tak perlu mengumbar kata cinta
baktiku jadi bukti

Selasa, 14 Juni 2011

Pesan untuk masa lalu




aku tak pernah bisa melepasmu
walau kau jauh
jiwa kita satu
tak terpisahkan
disaat rindu menggebu
kau rasa hal yang sama
aku
tak pernah mengijinkan
kau meninggalkan hatiku
biarlah bayangmu beranjak pergi
asal tidak hatimu

Harusnya ada kamu, tapi kamu masa lalu. Seperti titik-titik hujan yang menetes.
Di balik kegaranganmu, ternyata kamu gampang tersentuh oleh hal-hal kecil yang mengharukan, meneteskan air mata bukan berarti cengeng, itu menandakan kamu masih punya hati, dan hatimu lembut.
Semalam gelap berbisik perlahan, aku masih punya harapan. Tak sekedar masa lalu, kau adalah masa depanku.

Kerinduan

“Ted? Kaukah itu?”
Tak ada sahutan. Angin menghempaskan daun pintu dengan keras. Tak mungkin Ted. Dia itu seperti bayang-bayangku sekarang. Terlihat di tempat terang tetapi tidak nyata. Untuk apa aku masih terus mengharapkan Ted?

Kalau dia memang takdir cintaku, segalanya akan terasa mudah. Tak hanya memandangnya. Aku akan bisa memeluknya, memiliki hatinya, menikmati tubuhnya, merasakan kedamaian saat bersamanya.

Suatu hari Aeri -temanku- iseng meramal dengan tarotnya. Katanya aku kamu “apa-apain”. Benarkah itu, Ted? Apa itu yang kamu lakukan agar aku selalu ingat kamu? Karena kamu memang tak ingin melepasku? Anehnya, kata Aeri kamu pun sama denganku. Selalu ingat aku, bahkan sempat terpikir olehmu untuk bercerai dengan Debby, tapi berat oleh anak-anakmu. Niat menjadikanku istri kedua, tak hanya istri simpanan seperti rencanamu tempo hari.

Aeri sempat bertanya apa yang akan aku lakukan. Ya…aku pun bertanya pada diriku sendiri, apa yang akan aku lakukan? Apa aku mau jadi istri keduamu? Ya Tuhan…pilihannya masih terlalu berat. Aku tak akan sesumbar mengatakan “TIDAK!” khawatir ladang ibadahku memang untuk mengabdi padamu. Tapi akupun tak akan bilang “BERSEDIA!” yang mungkin saja itu hanya emosi sesaat karena rasa rinduku dan keinginan untuk selalu bersamamu, Ted.

Entah mengapa cinta yang aku rasakan padamu tak juga surut. Entah mengapa hati ini selalu memilihmu, Ted. Aku tak bisa kalau harus menghapusmu dari hatiku. Kita sama-sama keras kepala. Kamu bilang masih sayang aku. Ayolah, Ted…yakinkan dirimu bahagia dengan Debby dan biarkan aku pergi.


Ted, dua kali pernikahanku tak bertahan lama. Aku tak mendapat keturunan dari Bob maupun Lilian. Itu semua aku lakukan karena aku menginginkanmu sepenuhnya. Padahal kalau kamu sadari, aku sama seperti perempuan lain. Aku rindu menjadi seoran gibu. Kalau saat ini kamu pandangi Debby bersama anak-anakmu, tolong sadari bahwa aku pun rindu berada di posisi itu. Aku ingin menghabiskan waktu bersama anak-anak dan suamiku. Saat aku pulang kerja, aku rindu seorang pria yang aku panggil ‘ayah’ menjemputku dengan senyum paling manis yang meluruhkan rasa lelahku. Akupun mengharapkan seorang pria yang berjuang sekuat tenaga, bekerja keras demi hidupku dan anak-anakku. Aku merindukan masa-masa yang saat ini kamu rasakan dengan keluargamu karena aku perempuan.

Dan ramalan itu…kartu tarot Aeri bilang ada perempuan dan pria lain…”STOP!”
Aku tak ingin jadi istri kedua, tapi aku pun tak ingin jadi penghancur rumah tanggamu, Ted. Tolong singkirkan ramalan dan seluruh rasa penasaranku. Aku ingin melangkah lebih leluasa dengan atau tanpamu sehingga kerinduanku menguap, melebur dengan hawa bahagia.

Biarkan Aku Kembali




biarkan aku kembali
bermain berlari berputar menari
biarkan aku kembali
dimana ku selalu terlindungi

biarkan aku kembali
berkhayal melayang terbang jauh tinggi
biarku pejamkan mata
sejenak kembali masa kecilku

(Biarkan Aku Kembali by Indra Lesmana)
Sejenak kembali ke masa kecil akan sangat menyenangkan. Masa kanak-kanak tak akan pernah bisa diulang karena roda kehidupan hanya punya satu gigi. Gigi maju, dan tak punya gigi mundur.
Kembali ke masa kecil hanya ada dalam ingatan betapa dulu segalanya sangat menyenangkan. Ciuman lembut mama menghangatkan. Pelukkan papa menenangkan. Aku aman berada di antara orang-orang yang menyayangiku.

Masa-masa dimana aku tak perlu berpikir keras. Ingin makan, tinggal makan. Ingin jajan, tinggal minta uang. Tidak mau tahu orang tua punya uang atau tidak. Tak peduli dengan kesusahan orang tua. Kalau tak ada, biasanya merengek. Lelah, tinggal minta digendong, lalu dininabobokan. Orang tua selalu berusaha membuatku nyaman dan bahagia.

Satu hal yang aku suka dari masa kecil adalah JUJUR dan LUGU. Aku selalu bisa bebas bicara, tak pernah merasa takut untuk mengatakan sesuatu yang tidak berkenan di hati. Menanyakan hal eksentrik yang terlihat aneh dan asing dari pandanganku. Mengomentari sesuatu yang tak lazim aku temui. Dan mungkin kata-kata, pertanyaan, komentar yang aku lontarkan itu menyakiti perasaan orang lain. Kalau kenanya pada orang dewasa, mereka akan memaklumi karena aku masih kanak-kanak. Tapi kalau hal tersebut aku lontarkan pada teman sebaya tentu akan menjadi sebuah pertengkaran.

Anak kecil bertengkar itu biasa. Anak kecil bermusuhan juga biasa. Mereka manusia yang belum tumbuh dan masih banyak ketidaktahuan. Pertengkaran dan permusuhan anak kecil tak pernah lama. Saat ini bertengkar, semenit kemudian sudah kembali bermain bersama. Ada kesadaran dan interaksi kalau manusia hidup saling membutuhkan. Saat ini mungkin belum butuh karena belum dipertemukan, lain waktu orang yang tak saling mengenal akan saling tergantung satu sama lain. Seperti aku dan teman-teman masa kecilku yang hingga sekarang masih berhubungan, bahkan satu diantaranya seolah tak terpisahkan.

Masa kecil sungguh menakjubkan. Berlari, bernyanyi dengan lirik dan lagu sesuka hati. Bermain, sembunyi bahkan sampai orang tua ikut sibuk mencari. Menangis, bertengkar, setelah itu tertawa lagi. Mengadu, merengut, tersenyum, selalu dilindungi. Bercerita, sok tahu, menari, terbang melayang mengejar mimpi tak peduli walau masa kanak-kanak dilalui kelam dan gelap.

…biarkan aku kembali, biar aku selalu terlindungi…

11 Juni 2011

Jumat, 10 Juni 2011

tak ada

air mata terurai
saat hati kembali robek
setelah tercabik berkali-kali
terlihat rombeng oleh tambalan

tak ada toko khusus penjual hati
tak ada dokter hebat
dapat memulihkannya jadi utuh kembali
mungkin saja cintamu jadi obat
atau hatiku tetap terkoyak
hingga tamat riwayat



jumat 10 Juni 2011

Rasa Kagum Pada Diri Sendiri Bukan Berarti Narsis

Sering sekali kita mengenal istilah GAK NARSIS GAK EKSIS! atau LEBIH BAIK PEDE DARIPADA MINDER!
Kalimat-kalimat motivasi untuk membuat diri lebih baik, lebih berani, mampu mengusir segala rasa khawatir, tidak takut akan kekurangan yang kita miliki.

Tuhan menciptakan makhlukNYA dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing. Satupun tak ada yang sempurna. Namun demikian kelebihan dan kekurangan tersebut seharusnya digunakan untuk hal-hal bermanfaat bagi diri dan lingkungan.

Percaya diri kita bisa bermanfaat untuk lingkungan tentu akan menimbulkan rasa kagum dari orang lain. Seperti halnya saya kagum pada model-model dunia yang mempunyai kecantikan luar biasa dengan bentuk tubuh yang tetap ideal. Atau rasa kagum saya pada Melanie C yang pandai membuat lirik lagu sederhana menjadi lagu enak dan bermakna. Atau rasa kagum saya pada Sidney Sheldon dan Agatha Christie yang mampu mengolah kata-kata menjadi cerita misteri super menarik. Serta rasa kagum pada ibu saya, seorang single parent brilian.

Nah kalau kita bisa kagum pada orang lain, mengapa kita tidak merasa kagum pada diri sendiri. Ini lain dengan narsis.
Narsis secara harfiah adalah mengagumi diri sendiri secara berlebihan dan menganggap remeh orang lain.
Mengagumi diri sendiri merupakan hal lain, untuk mengantisipasi kekurangan yang kita miliki yang akhirnya menyurutkan langkah kita untuk berkembang.

Albert Einstein pernah berkata:” Orang yang tidak dapat lagi merasa kagum dan berdiri dengan asyik karena rasa terpesona sama saja seperti orang yang sudah mati.”

Mungkin kita kurang dapat mengagumi diri sendiri karena terlalu sibuk mempermasalahkan kekurangan diri kita, padahal sebenarnya ada hal kecil yang membuat orang lain kagum pada kita. Misalnya mampu mengecat kuku dengan sangat rapi sehingga kuku-kuku jari kita terlihat lebih cantik, memakai eyeliner tidak belepotan, atau hanya selalu tampak segar walau bekerja hampir memakan seluruh waktu orang lain. Hal seperti itu patut kita kagumi karena belum tentu orang lain dapat melakukannya sebaik kita.

Rasa kagum itu tidak perlu berlebihan agar orang lain tidak memandang kita sebagai orang yang narsis atau sombong. Jika memiliki rasa kagum pada diri sendiri, maka kita memperoleh hal lain dengan lebih mudah.

Percayalah, kelebihan yang kita miliki lebih banyak daripada kekurangan yang ada pada diri kita. Jadi tak perlu narsis supaya kita bisa eksis. Hanya sedikit memberi kepercayaan pada diri agar selalu ada alasan orang lain berkata: “WOW!”

Kamis, 9 Juni 2011

Catatan Pribadi

Kedengarannya sudah tidak jaman lagi menulis sebuah catatan pribadi. Itu masa lalu. Masanya sudah lewat. Saya melakukan itu saat remaja, waktu masih menikmati dan merasakan indahnya cinta monyet.
Mungkin itu yang terdengar sekarang. Padahal sebenarnya menulis catatan pribadi sangat mudah dan besar manfaatnya.

Menulis catatan pribadi tidak terikat aturan-aturan menulis seperti halnya menulis puisi, cerpen atau novel. Kita bebas menulis apapun yang kita mau. Menulis catatan pribadi juga berpengaruh terhadap emosional. Kita bisa menceritakan sesuatu yang sulit untuk dibicarakan dengan orang lain. Bahkan hal yang tidak penting pun dapat kita ceritakan tanpa orang lain mengetahuinya betapapun bodohnya itu.

Catatan pribadi adalah dokumen tertulis perjalanan hidup sehari-hari.
Kita bisa tertawa saat membaca ulang isinya walau ketika kita menjalaninya itu adalah masa tersulit dan berat yang pernah kita alami. Sebagian kisah perjalanan hidup tersebut dapat kita jadikan pelajaran.

Buatlah menulis catatan pribadi pekerjaan yang menyenangkan. Jangan jadikan menulis catatan pribadi suatu paksaan atau kewajiban sehingga kita merasa bersalah saat tidak melakukannya. Kita tidak perlu menulis perjalanan hidup setiap hari karena mungkin saja hari itu kita tidak mengalami hal-hal menarik. Menulis catatan pribadi hanya alat untuk melepaskan masalah yang memberatkan hidup kita.

Sebagian besar orang enggan menulis catatan pribadi sebab takut seseorang menemukan buku mereka, membacanya, dan itu mungkin akan menyebabkan kekhawatiran yang tidak perlu secara berlebihan dan berkepanjangan. Persis seperti pengalaman teman saya walau saya tak akan menceritakan detailnya. Hanya saja setelah kejadian itu dia menghentikan kebiasaan baiknya menulis catatan pribadi.

Memang sebuah catatan pribadi seseorang dapat menimbulkan rasa ingin tahu orang lain. Tapi seharusnya kita tidak perlu khawatir kalau menulis sesuatu yang sangat pribadi dan sesuatu itu mungkin dapat menyakiti orang lain, apalagi kalau terbaca oleh orang yang bersangkutan. Mengapa tak kita robek saja bagian itu lalu bakar. Kita tidak perlu menyimpan semua yang kita tulis jika akhirnya menimbulkan masalah baru. Toh manfaatnya ada dalam proses menulis itu sendiri. Biarkan kita dan Tuhan saja yang tahu.

Menulis hanya proses yang mungkin dapat mengubah emosi kita dan menjadikan kehidupan kita lebih baik lagi.

Kamis, 9 Juni 2011

Pemimpin Bijak

Entah kenapa saat hendak pergi berbagi hari Senin lalu -6 Juni 2011- saya tiba-tiba teringat potongan lirik lagu nasional Garuda Pancasila:
“…Pancasila dasar negara
Rakyat adil makmur sentosa
Pribadi bangsaku…”


Lirik lagu nasional memang selalu memberi semangat. Selalu mengena. Itulah salah satu alasan betapa bangganya saya sebagai Asli Indonesia.
Saya tak akan pernah mengganti lirik lagu itu, hanya mungkin menyentil judul artikel yang sedang saya tulis ini.

Ada istilah orang bijak taat membayar pajak. Lalu melihat judul artikel ini saya pertanyakan, apa pemimpin bijak juga membayar pajak? Atau hanya menggunakan pajak? Lalu apa hubungannya dengan lirik lagu Garuda Pancasila?

…rakyat adil makmur sentosa..
Pribadi bangsaku…

Pancasila merupakan kepribadian bangsa Indonesia. Saya setuju kalau Pancasila kembali ke dalam kurikulum sekolah, agar bisa menciptakan pemimpin-pemimpin yang bermoral sesuai kepribadian bangsa Indonesia.
Lirik lagu itu begitu luhur. Hanya saja saya yang bertanya:
Rakyat adil makmurnya kapan?

Jauh kalau jiwa pemimpin kita menyamai jiwa kepemimpinan Nabi Muhammad saw. Seperti Umar bin Khattab pun mungkin tak akan pernah terwujud. Para pemimpin kita sibuk dengan “partai”nya, kalau merasa tersentil akan menangkap orang yang menyentilnya. Menganggap orang itu musuh dan menjadiknnya tahanan politik. “Beliau” tidak berpikir bahwa kekuatan dan kekuasaannya sebagai pemimpin adalah amanah Allah SWT.

Sebetulnya pemimpin tidak hanya kepala negara, kepala pemerintahan atau kepala propinsi. Pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan - khususnya kecakapan-kelebihan di satu bidang , sehingga dia mampu mempengaruhi orang lain untuk bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas tertentu untuk pencapaian satu beberapa tujuan. (Kartini Kartono, 1994 : 181)

Dulu orang tidak mau menjadi pemimpin karena takut tidak bias melaksanakan amanat dengan baik. Sekarang orang berlomba menjadi pemimpin. Tujuan mereka sudah jelas: memperkaya diri sendiri walau bertitel sebagai oknum. Sering sekali istilah oknum ini eksis menjadi alasan. Tapi entahlah karena hanya Allah yang tahu tujuan tiap manusia dengan pasti. Janji untuk mewujudkan masyarakat adil makmur sentosa hanya janji saat kampanye saja.

Sepertinya menjadi pemimpin adalah salah satu jalan mencapai kemakmuran pribadi. Coba cek rekening bank pemimpin kita sebelum dan sesudah menjadi pemimpin. Bahkan manakala rekening tidak bertambah setelah memimpin seratus tahun, ada saja alasan untuk membengkakkan jumlah rekening. Padahal kalau mereka ikhlas rekening bank memang tidak bertambah, tetapi rekening pahala mereka akan membengkak.

Seandainya jiwa kepemimpinan Umar bin Khattab merasuk pada pemimpin-pemimpin kita, tentu masyarakat adil makmur sentosa tak hanya lirik lagu semata. Pemimpin bijak tentu dapat mengelola uang pajak untuk kesejahteraan rakyat, bukan menggunakan uang pajak untuk rehat walau sebenarnya dikenal sebagai penjahat.

Pemimpin bijak bermoral Pancasila mencerminkan pribadi bangsa Indonesia yang sesungguhnya sehingga saya bisa bernyanyi lagu Garuda Pancasila dengan sangat bangga.

….Pancasila dasar Negara
Rakyat adil makmur sentosa
Pribadi bangsaku
Ayo maju…maju…
Ayo maju…maju…
Ayo maju…maju…

Senin, 6 Juni 2011

Sabtu, 04 Juni 2011

L E B A Y

neraka di jaga malaikat
supaya aku tak pernah singgah di sana
karena aku hanya layak
tinggal di hatimu


"Apa semua penulis puisi lebay?" tanyamu.

Pertanyaanmu itu membuatku tersenyum, wajah lucumu selalu menggodaku.
Nah itu yang bikin aku tak akan pernah berada di neraka. Masa aku harus tinggal di dua tempat? Punya KTP dua itu ilegal. Alamatku kan ada di hatimu hehehe...

Ada banyak ke"lebay"an yang aku punya kalau berada di sampingmu. Kamu membuatku selalu merasa nyaman. Seperti sofa paling empuk yang pernah aku duduki, tapi kamu tak akan pernah aku duduki, hanya rasa nyamannya saja yang melebihi itu.

Bahkan kalau kau ijinkan, aku akan memarkir cintaku di pelataran hatimu setiap hari.

Rinduku tak akan terhapus sebelum bau tubuhmu tercium, ramping tubuhmu kupeluk. Mimpiku tak akan pernah terakhiri sebab semua itu kita bangun bersama. Mimpi yang berhias taburan bintang yang tak lelah berkedip.

Don't you know that love can gives the power to move any mountain? I can dive your heart to see how much love you give to me.
I'll do it to keep my feelings about you.

Dan bersamamu segalanya terasa indah.

Tentang Mengeluh

Membicarakan masalah kekurangan dan kelebihan adalah membahas materi PKn kelas 3 SD tentang Harga Diri.
Harga diri adalah penilaian individu terhadap kehormatan diri, melalui sikap terhadap dirinya sendiri, sejauh mana individu tersebut menilai dirinya sebagai orang yang memiliki kemampuan, keberartian, berharga, dan kompeten.

Orang yang mempunyai harga diri dapat dilihat dari caranya bertutur dan berlaku. Selalu jujur, bertanggung jawab, disiplin, tidak iri melihat keberhasilan orang lain. Justru ia akan ikut senang dan mengakui kelebihan orang lain, tidak lantas menyalahkan kekurangan diri sendiri atau orang lain. Tidak mengeluh akan kesulitan yang dihadapi.

Menyangkut masalah keluh mengeluh...tentu selalu saja ada. Manusia normal selalu mengalahkan 2 hal dalam hidupnya baik dan buruk. Positif dan negatif. Manusia hidup di antara setan dan Tuhan. Dan mengeluh, adalah hasil karya setan untuk melemahkan iman manusia.

Mengeluh merupakan salah satu penyakit hati yang seharusnya tidak kita umbar. Semua kegiatan yang kita lakukan harus ada bayarannya. Semua yang kita lakukan membutuhkan tenaga dan pikiran yang membuat badan menjadi lelah. Tak ada kerja yang tak cape, bahkan tidurpun akan terasa cape. Jadi tak perlulah kita mengeluh. Setiap perjuangan membutuhkan pengorbanan.

Justru seharusnya kita bersyukur masih mampu melakukan kegiatan yang memang harus kita kerjakan. Kalau merasa tidak kuat sebaiknya beristirahat cukup, makan cukup dan memohon Allah tetap memberi kekuatan dan kesehatan.

Lalu meyangkut persoalan yang kita pilih, tentu ada kekurangan dan kelebihannya pula. Termasuk soal pasangan. Sesuatu yang baik untuk kita belum tentu baik di mata Allah, dan yang baik dari Allah untuk kita belum tentu kita sukai. Kekurangan yang ada pada pasangan lebih baik nggak usah dibicarakan pada orang lain. Bicarakan saja dengan pasangan, karena mungkin saja dia akan memperbaiki diri dan lebih menghormati kita daripada mengeluh atas apa yang ada pada dirinya.

Bersabar dan bersyukur merupakan kunci menjauhkan diri agar kita tidak mudah mengeluh. Bersabar dan bersyukur salah satu ciri orang yang mempunyai harga diri.

Mari jadikan diri kita berharga tidak hanya di hadapan pasangan atau manusia lain, tetapi juga di hadapan Allah.

Kamis, 26 Mei 2011

Pengetahuan kita hanya sedikit

Suatu hari saya kembali mengajar Azriel. Anak 5 tahun itu selalu ingin dipanggil dengan nama aslinya. Anak kecil yang cerdas. Dia kreatif dengan kata-kata spontannya selalu lucu dan membuatku selalu berpikir. Azriel tak pernah kehabisan kata-kata untuk membuat sebuah alasan. Dia selalu merasa paling hebat, paling pandai, pokoknya paling segalanya….Tentu saja saya suka anak ini. Dia memberi saya banyak hal.

Terkadang saya mengajarinya menyanyi sebab saya pikir dengan sebuah lagu anak kecil dapat mengingat dengan mudah.
Seperti halnya anak kecil, Azriel tentu banyak bertanya. Belajar dari pengalaman, belajar pula untuk bias menjawab tiap pertanyaan anak ini dengan jawaban yang dapat dia terima. Alhamdulillah, saya selalu bisa menjawab semua pertanyaan dan memuaskannya.

“Bu Guru tau banyak.” katanya sambil tersenyum, “Aku pengen kayak Bu Guru, tau banyak. Eh, aku juga hebat ya, Bu Guru?!”

Ya…kamu anak hebat Azriel! :))

Dan suatu hari saya bernyanyi di depannya. Sebuah lagu Indonesia yang sumpah, saya gak tau liriknya seperti apa, penyanyinya siapa. Hanya la la la la… saja.

Azriel bertanya, “Bu Guru nyanyi apa, sih?”
“Nggak tau! Bu Guru gak tau nyanyi lagu apa.” jawabku jujur.

Azriel terkikik senang…giginya yang kecil-kecil lucu dia pamerkan.
“Biasanya Bu Guru tau semua!” katanya lagi

OOWW! Kata-kata Azriel ini menyadarkanku kalau manusia hanya diberi sedikit pengetahuan oleh Allah. Persis seperti surat Al Isra 85:

“WA MAA UUTIITUM MINAL ‘ILMI ILLAA QALIILAA”

“Dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan hanya sedikit”

Maksud dari surat ini bukan mematahkan semangat kita, bukan pula membuat kita pasrah dengan keadaan. Hanya diberi sedikit pengetahuan artinya manusia harus mencari tau lebih banyak lagi.
Misalnya : seorang pakar hanya memahami bidang yang dia pelajari. Seorang dokter hanya tau cara menyembuhkan orang sakit dan tidak tau cara perencanaan bangunan yang baik. Seorang pemain bola professional belum tentu piawai bermainbadminton. Dan banyak contoh-contoh lain. Makanya ada sekolah, ada guru, dan ada banyak jalan untuk mencari tau lebih banyak.

Kita tidak harus tau semua, karena kita memang tidak tau semua, tetapi ada baiknya kita tau lebih banyak agar dapat menyampaikan ilmu pada banyak orang. Membuat yang tidak tau menjadi tau bermanfaat baginya dan bagi orang lain.

Semoga pengetahuan kita yang hanya sedikit bisa bermanfaat banyak untuk lingkungan.

About changes

Life is not static, even though you're sitting so cool as the day yesterday, and yesterday, and yesterday again, there will always be changing. Every second that you're going through is the change.

The more time will grow more and more deficiencies that you can. The number of teeth, the process of metabolism, even memory. That increase might be something you fear or worry. As the number of wrinkles that begin to exist adorn the face, which sharpens the age of your age but reduced the contract of life on earth. Yes, the age increases the closer to death.

Aahh ... but do not think death is something that is scary. Let him pick you up later. Now is your time to have fun. Death is the greatest changes are you gonna live because after that you'll never change. While still could change, just enjoy each change.

Like when I love, love that will always change. Sometimes it's so big, other times I feel love for you was bland. It may even someday be lost as it was before we met. I don't know you and you don't know me.

Enjoy the change was because it was just like a leaf. Attending the first time as a side dish, something it is very delicious used as vegetables. Then turn into shoots that are still fresh, the generation that will continue the productivity of a leaf. Next the leaves, it did the most important thing is not just to plant where he lives, but also for the environment, the process of photosynthesis.
Inhaling carbon dioxide-toxic to humans, a complement to process food for leaf-and then produce oxygen-products of metabolism photosynthesis process, fresh air to humans.
Leaves make a positive respiration for him and for the surrounding environment.

At other times it leaves trying to defend themselves from attack crop pests, caterpillars, and all types of disorders. Surviving to its existence, and survival of trees where it lived. The leave worked hard for it because it was unable to do much when it happened.

Then the wind makes the leave enjoys its existence. Sometimes waving, nodding her head, twisting, and silent. Until it leaves the old, yellowed and dry. It's not productive anymore. Then the wind caress again. Inviting leaf stalks left. It could be the wind carry away the leaves from the tree. It could also just make it round and round before falling to the ground. The leaves were experiencing many changes.

Now I don't need to say anything to you about the changes that I went through, that you're through, we've been through. Maybe someday I feel about you grow, decrease, or disappear.

Our lives are changing every second of it even though I feel about you now still have not changed.

Selasa, 24 Mei 2011

Tersi(k)sa

bulan mengintip di sela awan hitam
tampak lelah dan mengantuk
saat mimpi segera terlelap,bulan merintih
kedinginan
awan tebal tak sanggup hangatkan jiwanya

bulan mengetuk mimpi
perlahan mereka bertemu
walau tak saling sapa
gelap peluk keduanya
hangatkan galau
tersisa

Ketika ingin menangis

Membaca guratan hatimu yang aku lihat lewat tarikan nafas membuatku selalu ingin menangis. Mengetahui masih ada rasa yang kuat yang tak bisa disatukan membuat dadaku terasa sesak. Dunia ini milik siapa?

Kiasan-kiasan tersembunyi di balik setiap kata punya makna banyak. Seperti yang pernah aku bilang kalau hidup ini adalah sebuah proses berkesenian, yang artinya seni itu indah. Lalu aku membaca langkahmu yang penuh dengan keindahan. Keindahan itu selalu kau ciptakan penuh kesadaran. Itu pun jadi saat ketika aku ingin menangis.

Lalu aku tergila-gila dengan segala lelucon yang akhirnya akan membuatku menangis. Lelucon yang tak pernah terdengar lucu. Cacat! Lelucon yang hanya mengotori bibirku dan merusak gendang telinga. Maap, itu pun membuatku ingin menangis. Aku tampak lebih tolol di hadapanmu. Sesuatu yang akhirnya menunjukkan siapa aku sebenarnya.

Sayang semuanya hanya sebuah keinginan. Aku hanya ingin menangis, tetapi air mata yang aku butuhkan tersumbat entah di mana. Mataku kekeringan.
Ketika tersadar aku memang telah kehilangan segalanya. Mungkin itu yang jadi penyebab tak setetespun air mata yang keluar. Aku sudah kebal akan kesedihan. kehilangan jadi sahabat terdekatku.

Ketika aku ingin menangis tak ada lagi tatap syahdu dan pelukan yang membuatku nyaman. Segalanya memang harus berubah, tapi yang aku rasa hingga saat ini masih tetap sama.

Dan ketika aku ingin menangis hanya rasa rindu yang semakin membuat sesak dadaku.
Dan aku membaca sajak rindu itu di setiap langkah dan tarikan nafasmu.
Aku sudah selesai denganmu.

Senin, 23 Mei 2011

Boyzone - When The Going Gets Tough

dulu gak suka BOYZONE, tapi pas liat video yang ini kok lucu ya.lagunya juga enak, gak kalah sama versi Billy Ocean. Enjoy!

Minggu, 22 Mei 2011

Lagu cinta

berirama detak jantungku
dan jantungmu
dengan lirik nafas kehidupan
yang kita guratkan
bersama

Selasa, 17 Mei 2011

PUISI UNTUK INDONESIA

Menyaksikan upacara pengibaran bendera dari televisi jadi momen berharga,
Ayahku turut serta. Tampak khidmat dan serius.

Aku tersenyum
“Apa ayah bangga kalau aku yang ada di sana
disaksikan seluruh nusantara
di depan bapak presiden kita?”

“Apa yang kau lakukan untuk Indonesia?”
Ayah malah bertanya

“Apa yang ayah lakukan untuk Indonesia?”
Aku balik bertanya

“Menghadirkanmu
Jadi salah satu warga negara ini!”

Tapi aku belum melakukan apapun
Hanya menulis puisi
Dan itu pun tak bagus

“Menulislah,
Jadikan Indonesia bangga pada puisimu
Apa pun bisa kau lakukan untuk negeri ini
Asal memang kau niatkan untuk itu
Bawa puisimu ke seluruh dunia
Dan biarkan mereka tahu
Bahwa kau memang ada
Bahwa kau warga negara
Yang mampu berkarya
Mengharumkan Indonesia!”


29 August 2009

Senin, 16 Mei 2011

Rindu, Ayah



tak pernah surut walau gelap selimuti sekitarku
tak bosan nikmati perasaan menggigit,sakit
kembali hanya lamunan
temani roh melayang menyisir dunia
rinduku belum temukan jalan pulang
semoga ayah tak khawatir

Yakiniku


kamu masih tetap menunggu? Hebat!
Padahal dia baru saja berlalu, naik kereta angin.
Tapi kalau mau begitu, aku akan tetap menemanimu.

Selalu terngiang-selalu terngiang. Aku tak kesal sih, hanya sedikit terganggu. Lalu mengapa kau tak beranjak pergi, bergeser barang sedikit.

Kalau kau tak juga beranjak, tak pergi dari pikiranku. lalu mengapa aku tak pernah bisa memilikimu. Apa memang waktu tak pernah bisa berpihak padaku?

Aku tahu, kau masih tetap menunggu.
Yakinkan aku, beri aku harapan untuk mendekapmu.

Bebek yang tak bisa berenang


Bebek ajaib tak bisa berenang, it isn't like an ugly duckling. It is a great duck.
Walau tak bisa berenang, Bebek ini mahir main Uno, 7 scoope, bahkan bridge.
Dekat bebek ini, aku bisa menjadi orang paling tinggi di dunia.
Bebek dengan 4 mata yang tak enak kalau digoreng, sebab dia lebih enak untuk diajak ngobrol apalagi tentang brondong dan kopi.
Bebek ini sedang berulang tahun, semoga dia lebih berani untuk tenggelam di dalam kolam, agar mendapat ikan yang diinginkan.


Itu tulisan saya tadi pagi di note Facebook untuk seorang Herni Meirawati.

Kenapa jadi Bebek? Gak tau juga. Mungkin karena beliau sangat suka Bebek atau seperti Bebek. Yang pasti teman saya yang satu ini sangat istimewa Bebek Herni, gak ada yang lain. Bahkan sebelum gabung di Facebook, saya "hampir" lupa nama aslinya sebab lebih suka memanggilnya Bebek.

Makhluk satu ini sangat istimewa. Walau badannya lebih kecil dari saya, tapi pengaruhnya banyak. Dia merupakan salah satu inspirator saya dalam segala hal, yang baik maupun buruk. Sahabat, guru, plus sparing partner. Tidak hanya ilmu bermain kartu yang beliau ajarkan, tapi juga ilmu yang lain. Saya bangga bisa mengenalnya.


Bebek yang ini memang tak bisa berenang. Saya salut, walau tak bisa berenang dia berani menyelam. Merasakan tekanan air laut, berenang dengan ikan-ikan cantik, dan tak pernah takut mencoba sesuatu yang baru.

Sekali lagi saya ingin mengucapkan selamat merayakan hari kelahiran teman, semoga memang ada ikan di kolam yang lebih luas yang jadi pilihanmu. Dipelihara atau sekedar santapan...anda yang memutuskan. Hanya saja saya yakin, ikan itu tersedia untukmu :))

mau berkenalan dengannya? bisa di add Facebooknya di http://www.facebook.com/herni.meirawati#!/herni.meirawati

Kamis, 12 Mei 2011

ICAL

Entah kenapa saya sedang senang menulis tentang kata-kata dan istilah dalam basa Sunda. Bahasa ini saya gunakan sehari-hari. Saya terlanjur jatuh cinta pada budaya yang sudah mempengaruhi hidup saya semenjak lahir, termasuk basa dan keseniannya. Walau demikian, saya tetap bangga sebagai orang Indonesia asli yang terlahir dari kultur berbeda :))

Kali ini saya mengangakat kata ICAL.
Secara harfiah, ICAL dalam basa Sunda yang diartikan dalam bahasa Indonesia adalah HILANG. Tetapi bila kata ini diberi awalan -di, maka menjadi DIICAL artinya bukan dihilang, tetapi DIJUAL.
Nah bila kata ICAL diberi akhiran -an, maka menjadi ICALAN. Artinya bukan hilangan, tetapi JUALAN.

Basa Sunda keren ya?!
dari satu kata saja bila diberi imbuhan akan mempunyai arti tersendiri. Tidak seperti Bahasa Indonesia yang lebih mudah dari Basa Sunda.
saya beri contoh satu kata yang diberi imbuhan: TULIS
Bila diberi awalan di-, maka menjadi ditulis.
Bila diberi akhiran -an, maka menjadi tulisan.
Ketiga kata ini mempunyai arti yang tidak jauh berbeda, bahkan ditulis dengan tulisan mempunyai arti yang sama.

Maka tak ada alasan untuk mengatakan Bandung adalah KOTA BUDAYA :))
dan saya sangat mencintai kota ini dengan segala kelebihan dan kekurangannya.

Sabtu, 07 Mei 2011

Wayahna

Suatu saat, ketika saya sedang melakukan aktifitas seperti biasa, seorang anak bertanya' "Wayahna teh naon hartina?" yang dalam bahasa Indonesia saya hanya bisa mengartikan: "Wayahna itu apa artinya?"

Wayahna adalah sebuah kata dalam bahasa Sunda yang sering saya pakai. Walau belum tahu benar arti sesungguhnya, tetapi kata ini sering digunakan orang-orang pada lawan bicaranya untuk sekedar menghibur. Tak ada kata yang tepat dalam bahasa Indonesia untuk kata wayahna. Dalam bahasa lain mungkin saja ada, tetapi saya belum mengetahuinya.

Sebenarnya saya pun bertanya dan penasaran untuk kata yang satu ini. Apalagi saya bukan terlahir dari keluarga asli Sunda walau lahir dan besar di kota Bandung. Ayah saya berdarah Sumatera, yang hanya 5 tahun tinggal di Bandung. Sedangkan Ibu, Purwokerto tulen. Jadi masih mencari definisi dari kata wayahna.

Saya memberanikan diri membuat definisi sendiri, wayahna bukan diambil dari kata wayah yang artinya waktu. Ini sebuah kata terpisah. Menurut saya wayahna adalah keadaan dimana kita harus menerima, bersabar dan bertahan atas situasi yang kurang mengenakkan.

Untuk memperjelas, saya beri ilustrasi cerita yang saya campur kata wayahna dengan kalimat berbahasa Indonesia:

#1
Anak : Mak, lapar...perut saya kan bukan karung. kalo gak diisi malah bikin konser sendiri.
Emak : Emak nggak punya duit buat beli beras, nak. Wayahna ya makannya besok aja.

#2
Agus : Gua udah nggak betah bekerja di sini, pengen ganti kerja gimana ya.
Ajat : Emang lo ma pindah kemana?
Agus : Ya, kemana aja yang gajinya lebih gede, kerjaannya gak seberat sekarang dan kesempatan untuk jadi bos terbuka lebar...
Ajat : Untuk harapan lo yang seperti itu, wayahna lo bikin aja perusahaan sendiri.

#3
Briptu Norman : Aduh...saya udah cape sama ketenaran saya sekarang ini. Ada aja orang yang mau menjatuhkan saya.
Menejernya Briptu Norman : ya...wayahna, itu resiko jadi public figur.

Nah...dengan ilustrasi cerita di atas, bisakah anda menerima definisi wayahna yang saya tulis di atas? Atau justru anda punya definisi yang tepat sendiri? Kalau definisi saya memang kurang tepat, mohon petunjuk (halah...bahasa film silat banget ya? hehehe...)

Semoga kepenasaranan saya ini tidak menyesatkan. terima kasih :))

Kamis, 05 Mei 2011

Merril Bainbridge Mouth

your mouth can kill you :)
but your mouth can be your savior

prosa abadi

cerita ini terjalin dalam paragraf kehidupan
aku terdiam
tak bisa mengubahnya

bodyguard

aku jadi pelindungmu
karena sekarang aku menganggur

penghibur

Kupunguti butir hujan
sekedar bunuh kesalmu
rekahkan senyum
agar tak beranjak dari bibir ranummu

my shine

senyummu selalu sinari duniaku,
saat kau pergi hidupku redup

tato

jejak yang aku tinggalkan
adalah tato yang aku jarah
di atas kulit bumi
kian keriput,tetap bisa diingat

beku

tetap menunggu
sampai batas waktu
membeku

Petik satu bintang

petik satu bintang
supaya bulan ikut turun
biarkan malam gelap
dan dekapmu tetap hangat

sudahlah

dan kau berkata
simpan rapat-rapat
dalam hatimu

Pak

aku masih menunggu kiriman suratmu
seperti waktu itu
ada kabar sekolah dibangun lagi
Pak, apa kabarmu?

Sheryl Crow - D'yer maker

Nggak bisa bilang apa-apa lagi untuk lagu ini
silakan nikmati saja


Tak perlu kesempurnaan dan kesamaan

Mencintai itu tak perlu jadi seseorang yang sempurna. Tak perlu juga mencari seseorang yang sempurna untuk dicintai. Bila kita terus memaksakan keinginan dan kehendak kita seperti itu, tak akan pernah bertemu dengan apa yang kita harapkan. Menjadi seseorang yang sempurna tak akan pernah terjadi sebab kesempurnaan hanya milik Allah SWT semata. Kita manusia, makhluk Allah yang hanya diberi sedikit pengetahuan saja.

Menjadi sempurna hanya kiasan saja. Kata yang tepat untuk itu sebenarnya adalah "COCOK". Kecocokan terjadi jika kita merasa nyaman berada dekat orang-orang yang kita kenal, tidak hanya orang-orang yang kita sayangi. Seperti halnya botol dengan tutupnya. Bentuk keduanya tidak sama, bahkan mungkin saja kurang sempurna, tetapi mereka punya kecocokan sehingga tampak serasi. Kecocokan mereka pun bisa melindungi air yang berada di dalamnya tidak tumpah, tidak mengucur keluar, dan tidak membuat udara yang ada di luar masuk ke dalam botol.

Botol dan tutupnya saling melengkapi. Botol tanpa tutup akan terbuka lebar dan tak terpakai. Tutup tanpa botol pun tak ada artinya. Mungkin tutup itu beralih fungsi menjadi benda lain. Tapi bila keduanya digunakan secara bersamaan, fungsinya adalah melindungi isi yang ada di dalamnya.

Sama halnya dengan cinta. Tak perlu bentuk yang sama untuk saling melengkapi dan melindungi apa yang ada dalam hati kita. Tak perlu kesempurnaan untuk lebih mengenal pribadi masing-masing. Sebab ketika kita tahu kebiasaan yang sebelumnya tersembunyi, akan menjadi hal yang menakjubkan sekaligus sensasi tersendiri yang akan kita alami.













Membuka tutup botol sama halnya dengan kita membuka kehidupan yang ada di depan kita. Menuang isinya ke dalam gelas yang tepat lalu menyajikannya dengan penganan yang sepadan. Akan terasa nikmat bila kita tahu cara meracik, dan menyajikannya dengan tepat. Begitupun dalam hal cinta dan kasih sayang.