Minggu, 29 Juli 2018

Rizkiku Selalu Ada



Kalau kamu malu berteman denganku yang tak punya apa apa, tak mengapa. Aku cukup tahu diri dan aku pasti terima apapun alasan yang akan kau beri.
Aku juga tak bangga dengan keberadaanku yang tak punya apa apa. Walau demikian aku tak malu. Hanya saja aku tak mau dikatakan miskin.

Kalau kamu malu berteman denganku karena alasan aku miskin, aku sungguh tak akan pernah memaafkanmu. Sebab aku percaya rizki yang Allah berikan untukku setiap hari sama dengan yang Allah beri untukmu. Hal yang membedakan adalah, hari ini kau mendapat lebih banyak dari yang aku terima. Lebih bagus dari yang aku terima. lebih besar dari yang aku terima. Mungkin suatu saat nanti posisinya yang dibalik, meski aku belum tahu kapan "suatu hari" itu terjadi padaku.

Menganggap diri miskin menurutku tidak mensyukuri nikmat yang Allah beri. Aku percaya Allah Mahakaya dan tak akan pernah kekurangan memberikan apa yang aku minta. Tidak sekarang, mungkin nanti. Tidak di sini, mungkin di tempat yang aku tidak tahu.

Aku tidak iri dengan rumah bagus yang sedang kamu tempati sekarang dengan keluargamu. Aku tidak pernah iri dengan kendaraan mentereng dan berjejer yang bisa kamu pilih untuk dikendarai setiap saat. Aku juga tidak iri dengan segala kesenangan yang kamu rasakan sekarang. Justru aku sangat bahagia, kamu yang merasakannya. Kamu, sahabat yang aku kira mau menerimaku apa adanya.

Aku selalu merasa cukup dengan pemberian Allah saat ini, karena sesuai dengan dosisku. Allah mengatur supaya tidak kebanyakan buatku sebab Allah tahu ukuran yang tepat yang Dia berikan untuk makhlukNya. Ada yang sanggup mendapatkan yang lebih banyak dan lebih besar, ada pula justru malah syok dengan keberkahan itu. Jadi jangan pernah katakan aku miskin  dengan segala kekuranganku, sebab Rasulullah pun bukan orang yang mempunyai segalanya dan beliau tidak pernah merasa miskin.

Rizkiku tidak sebesar gunung es yang setiap saat bisa aku cairkan. Juga tidak sebesar serpihan es batu yang hilang saat mencair di dalam segelas sirop. Rizkiku selalu ada dan setiap hari Allah berikan untukku.


Cipaganti
29.07.2018

Rabu, 11 Juli 2018

Hati yang lembut



Mendengar kata lembut, imajinasi saya langsung tertuju pada gumpalan salju. Putih, dingin, menyenangkan, dan menenangkan bila disentuh. Ada rasa nyaman tatkala menatapnya, apalagi merasakan kelembutannya di permukaan kulit. Sayangnya saya hanya bisa membayangkan. Belum pernah menyentuh lembutnya salju.

Mungkin itu pula yang terjadi jika kita berada dekat orang yang berhati lembut. Nyaman, dan merasa terlindungi. Sejuk dan menentramkan. Orang berhati lembut akan berhati-hati dalam perkataan dan tindakannya. Dia tak akan berbuat/berkata sesuatu yang menyakitkan. Yang dilakukannya tulus, tidak mencari pujian, tidak dibuat-buat. Terjadi begitu saja, karena dia memang ingin berbuat begitu.

Kata Charlie W. Sheed berhati lembut artinya bersedia menghadapi perbedaan antara bagaimana keadaan diri kita dan bagaimana seharusnya keadaan diri kita.

Lieur sama pernyataan Mr. Sheed, saya meramu sendiri arti berhati lembut. Menurut saya mah berhati lembut itu siap dengan apapun yang akan terjadi, tak peduli walau harus mengorbankan kepentingan sendiri.
(tiap orang punya hak beropini, bukan?)

Orang yang berhati lembut tidak hanya berkoar mengatakan kalau dirinya punya hati yang lembut. Sebab apa yang dikatakan biasanya hanya menutupi hal sebaliknya. Itulah keahlian manusia: berkelit.
Orang yang berhati lembut tak akan pernah berkelit atas kata-kata dan semua perbuatan yang telah dilakukannya. Dia akan mudah melupakan kesalahan orang lain, bukan melupakan orang yang bersangkutan. Memaapkan kesalahan orang lain sebelum orang itu meminta maap.

Tak pernah ingin jauh dari orang yang berhati lembut.
Di dekatnya selalu nyaman.

Melepas

Seperti hujan yang turun
berani jatuh
meninggalkan ketinggian
menyentuh tanah
kotor berdebu

Seperti hujan yang turun
berani melepas
kenikmatan
bergumul dengan
kekumuhan

Seperti hujan yang turun
mengalir sesuka hati
untuk kembali
ke laut lepas
bebas


Cipaganti
11.07.2018

Jumat, 06 Juli 2018