Senin, 24 Oktober 2011

Balas Dendam

Kali ini pisau itu menikam lebih dalam. Ujungnya yang tajam menyayat dengan mudah. Darah tak henti mengalir dari pembuluh yang pecah. Tak hanya perih, luka yang dibuat terasa menyesak. Sepertinya luka itu tak akan tersembuhkan, terus menganga dan semakin membesar. Sulit mencari obat yang tepat walau sebenarnya memang ada agar sakit yang menyiksa tak terus terpelihara.


Kalau dibiarkan mungkin luka ini akan mengering, tetapi bekasnya tampak jelas terlihat. Tergores di atas kulit yang kian keriput. Seiring berjalannya waktu orang-orang akan tahu kau yang menikamkan pisau itu, di dadaku. Sungguh pintar, dengan demikian aku tak akan sempat balas dendam. Tatkala aku tersakiti, maka kaupun akan sendiri, sampai mati.

Kering
















Matamu tak lagi berbicara, tiba-tiba binar itu hilang. Pergi entah kemana. Mungkin karena kemarau terlalu panjang, sedang dahaga tak bisa bertahan. Mencari kesejukan di antara sengatan mentari jadi begitu sulit. Kau pergi hindari gerah, tapi aku yakin binar itu akan kembali tatkala gerimis mulai basahi kulit bumi.

Jumat, 21 Oktober 2011

Tuhan Tau Segalanya

"Tuhan...tadi aku berbicara dengan Tu... Sebentar... Jadi tadi aku berbicara denganMU kalau begitu. Ah...senangnya :). Tapi Tuhan, suaraMU gak asyik! Gak enak di dengar!"

"Kalau suaraku asyik, aku jadi penyanyi saja, dan pensiun jadi Tuhan!"

"Aaah...Tuhan sensi nih. Tersinggung, ya? Penyanyi lebih gak asyik, mereka cuma terdengar wah saat berada di atas panggung. Mereka cuma terdengar keren lewat komputer. Kalau KAU bikin pita suara mereka kusut, suara mereka tak akan asyik lagi."

"Sekarang jaman digital! Tak perlu pita untuk menyambung suara penyanyi. Kamu sangat ketinggalan jaman!"

"WAAAAHHH! Ternyata Tuhan memang tau segalanya!"

warna warni

biru beriak perih tersibak
hijau mengering ditiup angin
menunggu merah bakar resah
sisakan jingga sampai waktu
tak terhingga

Jumat, 14 Oktober 2011

bersiap

arungi samudera luas
tanpa batas
tatkala sauh dilepas
denganmu
takkan terhempas

menunggu

dan kau
akan kembali ke pelukku
lewat waktu yang merambat
dan takdir
yang tak bersahabat

Tidur

"Selamat ulang tahuuuun!!!" teriakku tapi dia tidak terbangun. tubuhnya masih terlihat nyaman menyatu dengan selimut. Ini sudah terlalu siang untuk mulai beraktifitas kalau tidak dikata terlambat.

Aku melihat sekeliling kamarnya, ada tumpukan buku yang sudah berdebu. Lampion pemberianku tahun lalu masih tergantung. Sedikit robek dibagian atas karena dia terlalu bersemangat merampasnya dariku. Sekilas aku melihat kertas itu di atas ranjang...kertas itu semakin menguning. Aku mendekatinya.

Ah, rasanya baru kemarin aku menuliskan sesuatu di atas kertas itu. Begini bunyinya: 
tidur yang nyenyak ya sayang
hari ini matamu tertutup dan tak akan pernah bisa
kembali dibuka
aku tak mampu membukanya
karena aku yang akan segera menyusulmu menutup mata
berbaring di sebelahmu
tertidur
lelap.

selamat ulang tahun.

Air matapun mengalir.

Senin, 03 Oktober 2011

Welcome back to my heart











Angin laut kembali menerbangkan butiran-butiran pasir yang di atasnya tertulis namaku dan nama seseorang yang aku paksakan untuk dapat melupakanmu. Pasir di depanku kembali rata.

Angin laut membelai rambutku, terasa mesra. Sore ini cerah. Suasana favorit kita waktu masih bersama. Nikmati sunset yang kemudian menghilang, sembunyi ke dalam laut. Curang! Dia bersembunyi di sana semalaman. Dia tau aku tidak bisa berenang supaya tak membawanya naik saat malam buta. Terkadang aku butuh matahari menyinari malam-malam gelapku.

Kembali aku menggoreskan ranting yang aku pegang. Aku buat gambar hati agak besar. Di dalamnya kutuliskan namaku dan nama orang lain, lagi. Tidak namamu. Aku tersenyum, menang. Tapi itu tak lama, angin laut kembali menghapus goresanku.

Yah, sudahlah. Aku mencoba menuliskan namamu. Kali ini tanpa namaku. Angin laut berhembus pelan, menyibak rambutku. Namamu masih utuh tertulis di atas pasir. Lalu aku tulis namaku di atas namamu. Tak berapa lama angin laut membelai kulitku, terasa mesra. Kupejamkan mata, bayangmu penuhi penglihatanku.
Welcome back to my heart, babe!

2.10.2011

The best I have

Dan aku tak pernah menyesal mencintaimu. You aren’t my best I ever had because you are my best that I have forever. Aku bangga bisa mencintaimu. Kebanggaan itu tak akan pernah aku buang.

Kamu bukan masa laluku, yang kita jalani belum juga dimulai. Petualangan kita belum usai, hubungan yang kita lalui belum teruntai. You are my hope, my heart, my everything. Suatu saat nanti kau akan tau mengapa kita selalu terhubung. Suatu saat nanti kau akan mengerti mengapa kita tak pernah saling melupakan. Just like what I said: you were born to be mine, I was born to love you, belong to me is your destiny.

So when I told you I love you, memang begitu, sebab hanya kamu yang aku mau. Saat bibirku tak mampu berucap, hatiku tak diam. Dia tetap memberimu cinta. Pelukku akan tetap menyambutmu. Dan tanpa kita sadari ternyata ada banyak kesamaan yang bikin kita cocok. Percayalah aku akan menjagamu, menyayangimu, mencintaimu tulus sepenuh hati, selamanya.

1.10.2011

pelabuhan terakhir

sulit untuk menentukan pelabuhan baru
kapalku terbiasa arungi samudera luas
lalu berlabuh di dermaga keras
hempasan gelombang tak jadi penghalang
hantaman badai tak bikin petualangan ini usai
kapalku tegar untuk kembali
pulang ke dermaga keras
tempat awal berlayar

1.10.2011