Kamis, 17 Maret 2011

Dan indahnya pagi...











Secangkir kopi hangat selalu tersedia sebelum aku membuka mata. Wow! Wow! Wow! Tak bosan selalu kata itu yang kuucap setiap kulihat hal yang sama berulang. Setiap pagi.


Aahh...Ted, mengapa kebiasaan itu kini berulang pada sosok lain. Bahkan aku tak pernah menginginkannya. Sudah aku bilang ratusan kali kalau aku hanya ingin kamu. Titik. Tanpa koma, tanpa alasan.

Seutas senyum disertai kecupan hangat dari lelaki tampan yang sudah 2 bulan ini melakukan kebiasaan itu. Menyenangkanku. Lelaki yang setiap malam menemaniku tidur, memelukku, bahkan membuatku melayang hingga...entah ke mana. Walau sebenarnya aku tak senang, tetapi lelaki ini telah layak aku panggil suami.

Ya Ted. Aku menikah dengannya bukan untuk membalas dendam padamu. Aku mencintainya? Hummm...apa itu cinta kalau aku selalu mengingatmu. Bahkan disaat kami melakukan hubungan sakral dalam perkawinan, aku mengingatmu.

Aku terperanjat, sudah jam 7 pagi. Pantas saja kalau aku mulai merasa gerah. Matahari sudah mulai meninggi, panasnya membangunkan mimpi. Wow! Secangkir kopi hangat mengepulkan aroma yang menggoda hidungku, "Ted!" panggilku.

Lelaki itu mengecupku lembut, ah...morning coffee..."Ted?"
"Bukan, sayang! Aku suamimu, Lilian!"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar