Jumat, 10 Juni 2011

Rasa Kagum Pada Diri Sendiri Bukan Berarti Narsis

Sering sekali kita mengenal istilah GAK NARSIS GAK EKSIS! atau LEBIH BAIK PEDE DARIPADA MINDER!
Kalimat-kalimat motivasi untuk membuat diri lebih baik, lebih berani, mampu mengusir segala rasa khawatir, tidak takut akan kekurangan yang kita miliki.

Tuhan menciptakan makhlukNYA dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing. Satupun tak ada yang sempurna. Namun demikian kelebihan dan kekurangan tersebut seharusnya digunakan untuk hal-hal bermanfaat bagi diri dan lingkungan.

Percaya diri kita bisa bermanfaat untuk lingkungan tentu akan menimbulkan rasa kagum dari orang lain. Seperti halnya saya kagum pada model-model dunia yang mempunyai kecantikan luar biasa dengan bentuk tubuh yang tetap ideal. Atau rasa kagum saya pada Melanie C yang pandai membuat lirik lagu sederhana menjadi lagu enak dan bermakna. Atau rasa kagum saya pada Sidney Sheldon dan Agatha Christie yang mampu mengolah kata-kata menjadi cerita misteri super menarik. Serta rasa kagum pada ibu saya, seorang single parent brilian.

Nah kalau kita bisa kagum pada orang lain, mengapa kita tidak merasa kagum pada diri sendiri. Ini lain dengan narsis.
Narsis secara harfiah adalah mengagumi diri sendiri secara berlebihan dan menganggap remeh orang lain.
Mengagumi diri sendiri merupakan hal lain, untuk mengantisipasi kekurangan yang kita miliki yang akhirnya menyurutkan langkah kita untuk berkembang.

Albert Einstein pernah berkata:” Orang yang tidak dapat lagi merasa kagum dan berdiri dengan asyik karena rasa terpesona sama saja seperti orang yang sudah mati.”

Mungkin kita kurang dapat mengagumi diri sendiri karena terlalu sibuk mempermasalahkan kekurangan diri kita, padahal sebenarnya ada hal kecil yang membuat orang lain kagum pada kita. Misalnya mampu mengecat kuku dengan sangat rapi sehingga kuku-kuku jari kita terlihat lebih cantik, memakai eyeliner tidak belepotan, atau hanya selalu tampak segar walau bekerja hampir memakan seluruh waktu orang lain. Hal seperti itu patut kita kagumi karena belum tentu orang lain dapat melakukannya sebaik kita.

Rasa kagum itu tidak perlu berlebihan agar orang lain tidak memandang kita sebagai orang yang narsis atau sombong. Jika memiliki rasa kagum pada diri sendiri, maka kita memperoleh hal lain dengan lebih mudah.

Percayalah, kelebihan yang kita miliki lebih banyak daripada kekurangan yang ada pada diri kita. Jadi tak perlu narsis supaya kita bisa eksis. Hanya sedikit memberi kepercayaan pada diri agar selalu ada alasan orang lain berkata: “WOW!”

Kamis, 9 Juni 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar