Senin, 05 Juli 2010

kekasihku

kekasihku pergi, tak mau lagi hiasi dinding hati

cintanya aku jual ke tukang rongsok karena dia bekas kekasihku

bulan menjilati pipi kekasihku, liurnya masih tercium dan membekas, membiru dan membuat luka di hatiku

Kekasih berseru, jangan biarkan hidup ini mengharu biru! Ah, itu aku saja yang memaksakan kalimat berima, maap kekasihku..

Dia pulang sebelum jam 7 malam, biarkan dia menetek pada ibunya, kekasihku kan masih kecil

Aku baru saja mengambil rapor kekasihku, hampir semua nilainya berwarna merah, dia tidak bodoh, hanya berani beda.

Menunggumu mengucapkan bersedia, dalam keadaan susah dan senang, kekasihku tak hanya untuk dikenang.

Kekasihku lalui jalan yang berliku dan terjal, meraih sinar terang di ujung jalan.
Lampu patromak ini untuk kekasihku menemukan jalan ke hatiku yang makin gelap

Kekasihku bilang perempuan itu membingungkan, dimadu tidak mau apalagi diracun.

Tak ada lagi pria yang bisa kupanggil kekasihku, karena mereka berubah menjadi kecoa

Aku hanyutkan kekasihku lewat bak pencuci piring, karena otaknya sudah miring

Aku terlalu asik dengan kata-kata tentang kekasih, padahal kekasihku baru saja mengirim sms

Kekasihku gemar bermain bola, dan aku gemar menontonnya, lalu aku beri dia jempol di jidatnya.

Kamu mau aku panggil kekasihku lagi? Kalau tak mau pun tak apa. aku bisa memanggil kekasihku pada siapa saja.

Aku hanya bisa memberi kekasihku petikan gitar sumbang yang kumainkan

kekasihku tak bersuara, karena pita suaranya aku pinjam sebagai hiasan rambut,

Kekasihku sedang bernyanyi, tiba-tiba sekarang ada di balik jeruji besi, tak akan kubiarkan dia sendiri.

Cintaku hanya untukmu, karena aku kasihan padamu kekasihku

Kalau kamu mau jadi kekasihku, akan kupikirkan dulu.


25 Juni 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar