Jumat, 30 September 2011

Beranjak
















“Kopimu dingin, Pal!”
“Eh? Hm….iya, Pin. Sengaja!”
“Sudah berapa lama kau membiarkan kopimu dingin?”
Opal terdiam mendengar pertanyaanku. Aku sangat tahu kebiasaannya. Opal tak pernah membiarkan kopinya dingin. Dia selalu menghabiskan kopinya sebelum menjadi dingin, “Gak enak minum kopi dingin!” Begitu katanya suatu hari.
“Kenapa matahari selalu terbenam, Pin?” tanyanya mengalihkan pembicaraan.
“Kecapean kali.” jawabku ngasal.
“Begitu, ya?” seolah ragu dengan jawabanku, Opal penuh dengan pertanyaan,”Tapi dia terbit lagi, Pin!”
“Kan kerja shift-shiftan sama bulan.”
“Tau artinya?”
“Nggak! Lo tau?”
“Artinya matahari selalu berubah. Kalau matahari saja berubah, kenapa aku tidak!” Oh…rupanya Opal mulai menjelaskan alasan membiarkan kopinya dingin.
“Semua makhluk hidup berubah, Pal!”
“Ya, aku tau! Tapi perubahan matahari tidak kentara. Dia seolah tetap. Kita yang berubah. Walau demikian tak ada yang mau beranjak meninggalkan lintasannya menjauhi matahari.” Opal serius menjelaskan, “Aku juga begitu, hanya membiarkan kopiku dingin tapi rasanya tetap aku nikmati. Persis sama dengan perasaan hatiku, tak bisa beranjak meninggalkan hatinya!”

30.09.2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar