Jumat, 09 September 2011

Ketika Emak Menunggu

Wajah emak berseri-seri, kebahagiaan sangat jelas terpancar. Sinar purnama pun kalah benderang. Alasannya adalah tadi pagi Pak RT menyampaikan surat dan membacakannya di depan emak. Maklum emak tak bisa membaca. Isi surat mengatakan kalau anak lelaki emak semata wayang akan pulang. Katanya paling lambat 2 hari sebelum lebaran. Itu yang bikin emak sangat bahagia.

Setelah 3 tahun meninggalkan emak tanpa kabar, kini Masripan yang katanya merantau ke Kalimantan akan pulang menemui emak. Setelah 3 tahun tanpa kabar, emak akan kembali memeluk buah hatinya. Mungkin saja Masripan akan membawa keluarganya. Membawakan emak cucu-cucu yang lucu meskipun dalam surat Masri tidak banyak bercerita.

Dua hari sebelum lebaran berarti 3 hari lagi dari sekarang. Emak sudah tidak sabar menunggu detik-detik mengharukan. Emak tidak peduli walau nanti Masri tidak membawa apa-apa. Emak tidak peduli lebaran tinggal menghitung hari. Momentum yang paling emak tunggu hanya kedatangan Masri.

##############################################################

Dua hari sebelum lebaran di sebuah terminal, seorang pemuda tampak kebingungan. Wajahnya terlihat sangat lelah. Kesedihan terpancar dari parasnya yang hitam legam. Seseorang coba mendekatinya, berusaha menenangkan pemuda itu dengan memberinya segelas air mineral. Tapi pemuda itu menolak, ketakutan malah semakin terpancar dari kedua matanya. Lama-lama kelakuannya meembuat orang lain penasaran. Dia mulai berteriak kalau dirinya baru saja dirampok.

Teriakan-teriakan pemuda itu membuat orang berkerumun. Menyadari keadaan itu, si pemuda semakin panik. Dia pikir orang-orang itu akan menyerangnya. Ada kemungkinan pemuda itu korban kejahatan bermodus hipnotis. Tapi siapa juga yang tahu karena pemuda itu terlihat seperti kurang waras.

Kepanikannya berakibat malapetaka. Menghindari kerumunan orang yang penasaran atas sikapnya, pemuda itu berlari liar tanpa memerhatikan lingkungan sekitar. Dia tidak menyadari sampai sebuah sedan berwarna silver yang berlari kencang membentur badannya. Tubuh legam terbalut jins lusuh dan kemeja merah marun itu terpental ke udara. Sempat terguling beberapa kali setelah kepalanya membentur pinggir trotoar. Trotoar itu basah dan memerah. Pemuda legam tak berkutik. Tak lama polisi datang karena sebelumnya polisi menerima laporan tentang pemuda panik yang tampak tak waras. Dari hasil penelitian, polisi tidak menemukan kartu identitas atau apapun yang dapat mengenali pemuda yang kini tinggal tubuh kakunya. Entah siapa namanya, dan darimana asalnya.

##########################################################

Tanga kiri emak terluka. Sabit yang digunakan untuk menyabit rumput mengenai tangannya. Aaah...rasa sakit ini akan segera sembuh dengan kedatangan Masripan. Toh selama ini emak sering terluka. Hanya luka kecil yang tak akan membuat emak mati. Kalau emak mati, bagaimana bisa bertemu Masripan.

Hari sudah mulai gelap, tapi Masri belum juga tampak. Apa dia tak jadi pulang? Tapi emak sangat yakin dengan apa yang dia dengar ketika Pak RT membacakan suratnya, "paling lambat Masri pulang 2 hari sebelum lebaran". Atau ada keterlambatan jadwal keberangkatan kapal yang membawa Masri ke tanah Jawa sehingga mungkin baru nanti malam Masri tiba.

Pagi berganti dan emak masih menunggu. Emak masih sangat antusias bisa merayakan lebaran bersama Masri. Besok lebaran tiba. Besok atau mungkin hari ini Masri akan datang. Emak harus memasak makanan kesukaan Masri, tempe mendoan dengan sambal kecap.
Selama hidup dengan emak, Masri belum pernah merasakan makanan enak. Satu-satunya makanan enak yang Masripan dapat dari emak ya tempe mendoan itu.

Maghrib mulai bergulir, tempe mendoan sudah dingin, gema takbir mulai meramaikan langit, mengagungkan kebesaran Allah. Tapi Masripan belum juga datang. Bahkan kabar pun tak emak dengar. Mungkin nanti malam atau besok saat lebaran, emak akan tetap menunggu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar