Kamis, 28 April 2011

Bandung, dicintai sekaligus dibenci



Bandung, Ibukota Provinsi Jawa Barat, kota tempat saya lahir, besar, dan menetap.
Ya, sepanjang umur saya, semuanya saya habiskan di Bandung. Kota dengan berjuta sebutan. Walau demikian saya tetap mencitai kota ini. Buktinya saya tak pernah keluar dari sini.

Letaknya yang hanya 2 jam dari Jakarta membuat Bandung menjadi ramai dan hampir sesibuk Jakarta.
Bandung adalah kota paling romantis di Indonesia.












Dulu Bandung adalah kota paling sejuk yang pernah saya rasakan. Berada di iklim tropis membuat kebanyakan kota di Indonesia berudara panas. Tapi Bandung tidak. Itu dulu, karena letak Bandung yang dikelilingi gunung-gunung membuat udaranya menjadi sejuk. Dari atas tampak Bandung seperti cekungan danau kering yang berisi rumah-rumah penduduknya. Dulu saya begitu menikmati udara pagi kota Bandung yang dipenuhi oleh kabut. Lalu ketika saya berbicara, keluar uap dari mulut saya. Senangnya, karena saat itu saya berpura-pura sedang berada di London musim dingin.

Bandung dicintai karena jaraknya yang hanya 2 jam dari Jakarta dipenuhi pelancong-pelancong warga Jakarta yang menghabiskan akhir pekannya di Bandung. Hampir setiap weekend Bandung diserbu wisatawan. Akibatnya kemacetan di mana-mana karena volume kendaraan yang tidak berimbang dengan ruas jalan yang ada di kota ini.
Berjuta alasan mereka menyerbu Bandung. Bandung terkenal sebagai kota fashion Indonesia because Bandung is Paris Van Java. Bandung adalah Kota Kembang, karena Bandung memang kembangnya kota. Dulu Bandung sangat indah.

Bandung juga terkenal dengan kulinernya. Sepertinya Bandung memang jadi trend setter untuk urusan makanan. Makanan-makanan baru kebanyakan dimulai dari Bandung. Semua makanan enak dari seluruh dunia dan pelosok Indonesia ada di Bandung. Yang penting dari semua itu adalah harganya yang terbilang murah. Ya hampir semua yang ada di Bandung mempunyai harga yang relatif murah. Mungkin itu alasan mengapa Bandung begitu dicintai.




Bandung juga adalah kota budaya dan pendidikan. Perguruan tinggi terkenal bertebaran di sini. Pusat-pusat kebudayaan sepertinya menghiasi hampir seluruh sudut kota. Walaupun tergerus kebudayaan asing, tetapi budaya daerah masih bisa dinikmati di Bandung. Tarian daerah, wayang golek, angklung, calung, dan masih banyak lainnya.

Kalau dicintai, tentu ada hal yang tak disukai dari Bandung. Jujur, jalan-jalan di kota Bandung kurang nyaman digunakan. Berlubang dengan lubang yang besar-besar dan dalam. Penerangan di jalan-jalan juga sangat minim. Sampah masih bertebaran menghiasi kota ini. Saluran air belum tertata rapi. Lalu lintas semrawut. Ah, masih banyak kekurangan yang harus dibuat list. Tapi tetap saja orang-orang datang ke Bandung.

Sebagai warga Bandung Weekend adalah neraka. Seperti weekend lalu, saat tanggal merah karena libur paskah, Bandung penuh dengan mobil-mobil plat aneh. Plat mobil Bandung kan D. Konser Justin Bieber di Sentul, Bogor tidak mengurangi kepadatan, dan kemacetan yang dibuat pendatang.

Aah Bandung, Kota kelahiranku yang dicinta sekaligus dibenci. Selalu membuat betah orang yang datang ke sini, termasuk ayah dan ibu saya. Mereka pendatang yang jatuh cinta pada kota Bandung dan membuat saya di sini :)

Saya cinta Bandung dan Indonesia sangat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar