Sabtu, 23 April 2011

Mimpi semalam

Dear,
semalam aku mimpi telpon kamu. Katanya kamu sudah pulang. Aneh, selalu saja aku jadi yang terakhir tahu kabar darimu padahal orang-orang bilang kalau aku orang yang paling dekat denganmu setelah kedua orang tuamu tentu saja.

Dalam mimpi aku telpon kamu yang ternyata kamu tak membawa HP kesayanganmu, HP yang sama dengan punyaku. Bukan maksud untuk selalu sama dengan punyamu, mungkin kekuatan batin yang membuat kita selalu sama. Benarkah? Ada kekuatan batin yang mengikat kita. Kalau benar demikian, mengapa aku tak tahu kalau kau sudah pulang?

Dalam mimpi semalam ayahmu yang mengangkat telponku. Beliau lebih mendukung aku daripada yang lain, padahal awalnya kami bertentangan. Bahkan aku masih sangat hafal semua yang beliau katakan: "Dido nyari apalagi sih? Dia belum telpon kamu sampai saat ini? Biar nanti saya tanya dia. Saya tak menghalangi hubungan kalian..."

Sayang semua itu cuma mimpi. Pertentangan aku dan beliau yang bikin kau tak menghubungiku lagi. Mungkin beliau yang sengaja menyuruhmu? Kalau itu kenyataannya aku bangga, ternyata kamu anak yang menurut pada orang tua. Bagus kalau seperti itu. Aku tak akan memaksakan kamu harus hadir lagi.

Ya..untuk apa hubungan kita dilanjutkan kalau memang tak pernah ada restu dari orang tua. Hasilnya tak pernah akan baik. Lagipula kalau jodoh tak akan kemana. Tuhan pasti akan memberi jalan dan memudahkan segalanya, bukan?

Dear,
malam itu aku terbangun, dan menemukan HPku yang satu lagi terjatuh, casingnya pecah mirip seperti punyamu...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar