Kamis, 14 April 2011

Proses

Aku tak pernah suka phonecell-ku berbunyi malam-malam. Entah itu untuk telpon atau hanya sekedar pesan singkat saja. Tapi aku tak pernah mematikan benda itu. Phonecell-ku akan tetap aktif. Aku bukan berasal dari jenis nokturno sehingga malam hari adalah waktu untukku berhibernasi. Sayangnya sekali aku terjaga, sulit untuk kembali memejamkan mata.

Seperti malam itu, dering telpon membangunkanku. Nana terisak di seberang sana sambil langsung berbicara, "Kecurigaanku benar, Mey!" dalam isaknya. Kemudian, "Kemarin malam Dody datang lagi, feelingku mengatakan untuk mengikuti mereka. Dan..." kali ini Nana tak dapat menahan tangisnya.

Dari tangis Nana aku mengerti apa yang dia rasakan. Perihnya menggigit.
Nana itu pacar Harry, sepupu yang paling dekat denganku. Biasanya tidak Harry tidak Nana selalu bercerita setiap kali mereka bermasalah dengan hubungan mereka. Kali ini tidak demikian, ada yang Harry sembunyikan dariku. Walau demikian aku mendapat gambaran apa yang terjadi antara kedua orang terdekatku itu. Nana yang menceritakannya.

"Mey, coba tolong aku, paling tidak tolong sepupumu!"

"Ya Na, tanpa dimintapun aku akan bantu. Aku sayang Harry dan tak ingin dia terperosok lebih dalam lagi."

############################################

"Sudah lama kau lakukan itu, Ry?" Harry tak segera menjawab pertanyaanku, malah menatapku lama, "Hey!" aku mengingatkannya dan hanya dibalas senyum kecut.

"Delapan bulan!"

"Apa yang kau cari?"

"Sama seperti apa yang kau cari dari Ted."

Jawaban dingin Harry membuatku tersentak. Entah apa yang harus aku katakan. Kalau menyangkut Ted itu berarti menyangkut perasaan yang tak dapat digambarkan. Sulit untuk diungkapkan. Ya Tuhan...sebesar itukah yang Harry rasakan pada Dody?

"Ry, hubungan kamu dengan Dody bukan hanya dipertanggungjawabkan pada Nana, tapi juga pada Tuhan."

"Bukankah Tuhan yang menumbuhkan rasa ini, Mey? Seperti yang selalu kamu katakan."

"Ingat keluarga, apa kamu tak melihat bagaimana perasaan orang tuamu? Cinta memang anugerah Tuhan, makanya Dia mempertemukanmu dengan Nana. Mungkin kehadiran Nana memang untuk membantumu keluar dari semua ini."

"Mey, bicara memang mudah. Coba kalau kamu jadi aku...apa yang akan kamu lakukan? Gak ada selain tersiksa dan menderita..."

"Kalau benar kamu merasa tersiksa dan menderita, tinggalkan Dody, kembali pada kami!"

"Tidak mudah, Mey. Aku berusaha untuk kembali, tapi semua butuh proses!"











Apa memang semua butuh proses? Ketika cinta tumbuh untuk orang yang telah dipilih oleh hati...itu juga proses? Apa proses itu pula yang membuat Harry melakukan hubungan sesama jenis?
Memang bukan suatu kesalahan bila proses itu membuat sakit banyak orang. Dan memang tak ada yang perlu disalahkan. Tidak juga ada yang harus menghakimi apa yang telah Harry lakukan. Tidak juga aku.

Proses itu berjalan dengan sendirinya, seiring dengan berjalannya waktu. Hanya niat baik untuk kembali pada hal yang benar yang bisa menyelesaikan masalah Harry. Ya...aku tak berhak melarangnya. Aku hanya bisa mengingatkan dia, tak lebih. Sebab aku pun memang tak lebih baik darinya.
Dan aku pun hanya ingin tidurku tak lagi terganggu dering telpon.

Semua aktifitas hidup butuh proses.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar