Selasa, 19 April 2011

Simpan saja apa yang ingin kamu simpan

Simpan saja apa yang ingin kamu simpan!
Terkadang kita butuh seseorang yang tepat untuk jadi tempat curhat. Seseorang yang hanya sekedar mendengarkan keluh kesah, galau, beban hidup yang kita rasakan. Bercerita pada seseorang hanya untuk mengurangi semua itu. Mendapat solusi atau tidak, setidaknya ada sesuatu yang lepas dan tidak terlalu menghimpit dada. Sesuatu yang memang harus kita keluarkan.

Selalu ada orang yang tepat untuk dijadikan tempat bercerita. Kenal atau tidak, selalu ada yang peduli atas masalah yang kita hadapi. Selalu ada empati dan simpati selama kita menyadari kalau semua itu Allah yang memberi.

Saya hampir tidak pernah bercerita masalah yang saya alami, alasannya karena takut menyesal setelahnya. Ternyata apa yang saya perkirakan memang benar.
Saya pernah cerita masalah yang selama "puluhan" tahun tak ada yang tahu.

Menyesalkah saya?
YA! Karena dari satu cerita terkuak banyak hal yang sebetulnya tak ingin saya umbar. Saya orang yang introvert. Tapi entah kenapa saat itu saya begitu ekstrovert. Bukannya rasa lapang atau beban berkurang setelah saya bercerita. Beban saya justru malah makin bertambah walau "teman" itu (mungkin) masih bisa dipercaya untuk menyimpan apa yang ingin saya simpan dan tidak menjadikan rahasia saya sebagai rahasia umum. (Untuk anda yang merasa saya sangat berterima kasih).

Dari pengalaman itu saya tak lagi pernah menceritakan apapun yang ingin saya simpan pada orang lain. Tidak juga pada pasangan saya. Cukup saya saja dan Allah yang tahu.
Kita berhak menyimpan apa yang ingin kita simpan. Itu bukan berarti kita berbohong dan berlaku tidak jujur. Tidak semua harus kita ceritakan pada orang lain. Termasuk pasangan, bahkan orang tua.

Saya punya media lain untuk bercerita. Ada diary dan blog ini, selain saya shalat ^_^
Saya lebih leluasa menuangkan apa yang saya rasa dalam bentuk tulisan tanpa harus membuka apa yang harus saya tutupi. Ekspresif meski tak eksplosif.

Tidak bercerita bukan berarti saya tidak bisa mendengar. Saya cukup dipercaya beberapa teman sebagai tempat curhat mereka. Insya Allah saya masih bisa menjaga kepercayaan mereka. Kalau memang saya tak sanggup menjaga rahasia itu, maka saya tulis lewat puisi atau cerita. Menjaga kepercayaan lebih utama. Menyimpan apa yang harus saya simpan. Saat berkelit kita tak perlu bohong menutupi rahasia seseorang yang memang bukan hal maksiat. Hanya ingin melindungi privasi seseorang dan tidak mempermalukannya.

Saat pintu terbuka, pergilah keluar, hirup udara segar, cari apapun yang baru yang akan menambah pengetahuan. Setiap ruang selalu ada pintu, setiap masalah selalu ada jalan keluar, setiap beban tentunya akan berkurang seiring berjalannya waktu. Setiap pertanyaan selalu punya jawaban, walau tidak terlalu tepat dan tidak terlalu memuaskan, setidaknya membuka pikiran kita untuk mengetahuinya. Dan simpanlah apa yang ingin kausimpan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar