Senin, 07 September 2009

Phobia

6 September jadi salah satu momen berharga dalam kehidupanku. Aku melewatkannya dengan buka puasa bersama teman-temanku dalam satu komunitas yang disebut MSV Community. MSV diambil dari nama acara unggulan di radio Paramuda Bandung, yaitu Morning Sport View. Acara yang menyajikan berita olah raga terbaru dan terkini.

Berharga karena kini kami dengan kesibukan kami masing-masing jarang bertemu muka secara langsung. Bertemu hanya di dunia maya dengan kebiasaan yang tetap sama: saling menjatuhkan.
Tapi yang aku tulis bukan tentang MSV Community –komunitas penggemar BERITA olah raga- yang akan aku ceritakan adalah saat pertemuannya.

Senang rasanya bertemu teman2 lama, bercanda, dan mengumbar tawa bahagia. Menceritakan pengalaman-pengalaman seru di satu rumah makan sunda. Dan itu jadi kesialan bagiku, karena aku tentu tahu kalau rumah makan sunda sudah barang tentu menyajikan makanan2 khas Sunda seperti ikan asin, lalapan, dan…sambal.
Aku tidak makan daging karena memang tidak begitu suka. Aku juga tidak makan beberapa sayuran karena perutku tak menerima. Dan aku tidak makan sambal karena ternyata aku phobia.

Awalnya teman2ku tidak tahu kalau aku phobia terhadap sambal. Entah kenapa aku takut, jijik, dan panik tanpa alasan ketika melihat sambal. Saat satu temanku berjanji akan membayarkan makananku kalau aku mau makan dengan daging ayam…eh…pangeran kecilku meracuni temanku dengan bilang "Kasi daging ayam sama sambal!" maka aku disodori kedua benda itu…hasilnya? Aku bertingkah seperti anak kecil, panik, dan takut. Dengan senang hati mereka mempermainkan aku dengan sambal. Temanku bilang "PHOBIA yang aneh!" dan buka puasaku tidak terasa nikmat lagi.

Sebenarnya yang namanya phobia itu aneh. Takut yang berlebihan dengan tanpa alasan terhadap sesuatu yang tidak berbahaya. Bahkan ketakutan semacam itu menurut syariah termasuk penyakit rohaniah. Dan itu tidak baik. Memang aku rasakan seperti itu. Aku tidak dalam keadaan baik, karena aku mengalami gangguan psikologis dengan ketakutan berlebih seperti itu.
Tapi dengan phobia ‘aneh’ yang aku idap…ternyata kekuranganku sangat banyak, kalau kekuranganku banyak artinya aku belum betul2 berterima kasih atas apa yang Allah beri padaku. Semoga aku bisa mengatasi phobia ini dengan ijin Allah. Sehingga takutku hanya kepada Allah bukan ketakutan tak tentu yang membodohiku. Amiin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar