Selasa, 12 Oktober 2010

Bintang Jatuh




Kalau bintang berkelebat, mungkin dia jatuh. Entah terpeleset karena matanya tak lepas dari seorang makhluk paling menakjubkan di muka bumi, entah jatuh karena langit licin. Ada banyak kemungkinan yang timbul. Hanya yang pasti ada beberapa orang yang meyakini kalau melihat bintang jatuh akan mendapat keberuntungan, lalu mereka berharap saat melihat bintang jatuh (katanya) harapannya itu akan terwujud.

Malam itu ramai sekali orang yang datang. Mereka ingin menikmati malam, menikmati kemeriahan, menyaksikan gemerlap lampu yang mampu menghipnotis mata untuk terus melek sampai acara selesai. Bintang bersiap menampilkan sesuatu yang mereka tunggu.

Lampu-lampu tampak gemerlap dan mewah sekali malam ini. Suasana meriah mendominsai. Semua senang. Tak terkecuali Bintang. Penampilannya luarbiasa. Melenggok, berputar, split, terkulai, senyum, lalu tepukan tangan puas dan memuji terdengar riuh sampai sepatu Bintang yang tinggi haknya 5 cm patah.

Bintang jatuh di hadapan orang-orang yang memujanya. Semua terpana, tak percaya. Kemeriahan itu benar-benar jadi riuh, lalu cibiran dari bibir yang tak suka terlempar. Wajah Bintang memerah. Rasa malu tak bisa disembunyikan. Malam itu jadi tak lagi mewah, tetapi menjadi musibah.


picture by flickr.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar