Senin, 11 Oktober 2010

Brondonxaurus



“SMA?”
“Sudah kuliah.” Jawabku
“Semester?”
“Lagi nyusun.”
“Nyusun? Skripsi?”
“Bukan, nyusun bata!”
“Kuli, dong?” lalu Ita terbahak. Ade juga ikut walau hanya senyum-senyum doang. Tapi mereka tampak sangat senang.
Dua temanku itu memang usil sekali. Nggak boleh aja aku senang. Punya pacar dikomentarin. Nggak punya pacar dicela-cela. Tapi ya…tak apalah. Setidaknya mereka selalu ada dan mau menemaniku saat aku punya pacar atau tidak. Cuma ya..itu, isengnya minta ampun.
“Gua lupa, umur lo sekarang berapa, sih?”
“Ita…!” bentakku, “Plis, deh! Yang pasti lo lebih tua dari gua.”
“Cuma lebih tua sehari doang. Lo sama cowok lo sekarang selisih berapa tahun ayooo? Gila, brondongnya mau lagi!”
“Cowok gua oedipus! Eh, nggak deng. Itu tandanya gua babyface lagi!” Ita mencibir mendengar perkataanku.
“Ade, dino yang makan daging apa?” tanya Ita kemudian, gayanya dimirip-miripin sama iklan di tivi.
“Tyrex!” jawab Ade yang gayanya juga dimirip-miripin.
“Kalau dino yang makan sayur?”
“Brontosaurus!”
“Kalau dino pemakan daun muda?”
“Brondoxaurus!”
lalu keduanya terbahak, senang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar