Minggu, 03 Oktober 2010

Masih




Malam minggu. Sepi, kayak malam minggu-malam minggu yang sudah terlewati sebelumnya. Masih juga belum bosan, sendiri. Bukan belum bosan, sebenarnya aku sudah terlalu bosan menikmati kesendirian ini. Mau bagaimana lagi, aku masih terlalu sibuk memilih gadis mana yang akan kukencani. Hahaha...memangnya ada gadis yang mau sama aku? Tapi masa iya tak ada satu pun cewek yang tertarik padaku. Cakep, udah. Terkenal, belum. Kaya, belum. Hahaha...tampaknya itu yang jadi alasan.

“Cewek gak akan liat lo terkenal ato tajir, Fi!” begitu yang Anwar bilang suatu hari, “Lo punya tampang yang bisa lo jadiin modal. Asal lo bilang suka, cewek mana pun bakalan nyangkut!”

“Lo kata cewek itu layangan putus, pake nyangkut segala? Ato ikan yang biasa dipancing-pancing?”

“Persis seperti itu. Layangan putus iya, ikan yang biasa dipancing bener!”

“Maksud lo?”

“Cewek kalau putus dari cowok lain tu biasanya melayang-layang tanpa arah, nyari tempat nyangkut yang nyaman. Ditiup angin dia bisa terbang kemana aja. Bisa nyangkut di mana aja. Bener, kan?” Anwar berusaha mencari pembenaran alasannya. Aku hanya bisa manggut-manggut gak ngerti.
“Terus cewek juga musti dipancing kayak ikan. Kalau umpannya tepat, lo bakalan dapet ikan yang lo inginkan. Itu juga liat-liat tempat mancingnya dulu. Lo mo mancing di mana?”

Perkataan-perkataan Anwar itu ada benarnya. Lo bisa dapet cewek yang lo mau dengan umpan dan tempat mancing yang tepat. Lo juga bisa berburu cewek di mana lo akan dapet secara tak terduga seperti mengejar layangan putus. Ah, tapi aku masih bingung mau mancing di mana. Biarin ajalah aku sendiri. Masih seperti ini. Mumpung belum sibuk datang ke rumah cewek untuk mengencaninya, aku bisa menikmati kesendirianku. Hey, malam, jangan takut. Aku masih ingin menemanimu.


2 Oktober 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar