Rabu, 15 September 2010

kosong

Kosong bukan berarti tak ada isi. Itu pula yang aku rasakan tentangmu. Kau tak lagi menghuni ruang hatiku tapi ruang itu tak pernah kosong, meskipun memang belum ada penghuni baru di dalamnya. Aku pun belum yakin apa hati ini akan disewakan, dikontrakkan, atau bahkan dijual. Aku bisa saja menjadikannya tempat kost biar selalu terisi. Tempat kost berbeda dengan tempat pelacuran. Aku tak pernah mau melacurkan hatiku.

Seperti lagu Pure Saturday, hanya saja aku tak akan pernah berusaha untuk ulangi apa yang terjadi. Aku hanya akan berusaha mengejar mimpi bersama anganku yang saat ini belum terisi penuh. Charger yang aku gunakan masih charger lama. Padahal walau dalam keadaan kosong aku masih bisa menggunakannya.

Kosong bukan berarti tak ada sinar mentari, atau tak ada cahaya redup rembulan yang menemaniku beristirahat. Kosong adalah ketenangan yang harus aku nikmati sebelum semuanya menjadi penuh sesak, sebelum semuanya menjadi ramai bahkan ribut. Kosong kadang aku butuhkan untuk mencari dan menemukan sesuatu yang berharga, yang mempunyai nilai. Tapi aku tak berusaha untuk mencari dan menemukanmu kembali.

Seperti bias-bias pelangi, kosong punya aneka warna. Mungkin merupakan salah satu elemen aura seseorang atau sesuatu yang mengimbangi energi positif dan negatif kehidupan. Kosong hanya karena kau tak lagi hadir dikala aku butuh sebuah jawaban darimu.
Lalu pada siapa aku harus bertanya kalau mentari sudah tak mau menampakkan diri.
hanya kau yang tahu alasannya kalau suatu saat nanti angin tak lagi mau berhembus, cuma kau yang mampu menjelaskan mengapa gerimis tak pernah memberi kesempatan kemarau berkuasa barang sejenak. Walau demikian akan selalu ada yang mengganti hadirmu hingga hatiku tak akan pernah kosong.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar